:
Oleh lsma, Senin, 22 Mei 2017 | 16:17 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 194
Jakarta, InfoPublik - Perekonomian Indonesia pada tahun 2018 dipercaya bakal semakin membaik dan memberikan optimisme. Hal ini tergambar dari target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 yang sebesar 5,4-6 persen, jauh lebih besar dari target dalam APBN 2017 sebesar 5,1 persen.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat (19/5) mengatakan bahwa pada tahun 2018, pemerintah telah menetapkan sasaran pertumbuhan pada kisaran 5,4-6,1 persen, tingkat inflasi pada rentang 3,5 persen plus minus 1 persen.
Selain itu ditetapkan juga rata-rata nilai tukar Rupiah di tingkat yang aman di rentang Rp13.500 - Rp13.800 per dolar Amerika Serikat, serta suku bunga SPN 3 bulan tahun 2018 sebesar 4,8-5,6 persen.
Kemudian, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) untuk tahun 2018 diperkirakan berada pada kisaran USD45-60 per barel. Sedangkan asumsi lifting minyak dan gas bumi pada 2018 diperkirakan mencapai 1.965-2.050 ribu barel per hari.
"Kondisi perekonomian Indonesia tahun depan akan lebih baik dari tahun ini, meskipun tahun depan masih akan dipengaruhi perkembangan sektor keuangan global," ujarnya.
Menurut Menkeu, meskipun kondisi perekonomian global penuh ketidakpastian, akan tetapi kinerja ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir masih terjaga dan tumbuh dalam tingkat yang cukup baik.
Akan tetapi, lanjut Sri Mulyani, ada beberapa tantangan ekonomi dan sosial perlu diperhatikan, antara lain kemiskinan, kesenjangan antar kelompok pendapatan hingga antar-wilayah, serta berbagai permasalahan sosial lainnya seperti isu kesetaraan gender dan isu pelestarian lingkungan.
"APBN sebagai instrumen kebijakan ekonomi yang sangat penting harus terus dirancang dan diarahkan untuk membangun fondasi perekonomian yang kokoh, kuat, berdaya saing tinggi, mampu menciptakan kesempatan kerja serta mampu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan," jelas Menkeu.
Sri Mulyani menjelaskan, untuk memperkuat ruang fiskal demi menjaga ketahanan ekonomi pemerintah akan menempuh beberapa langkah.
Pertama, menopang belanja produktif dan prioritas dalam APBN 2018. Kedua, memperkuat kualitas belanja untuk menstimulasi perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, meningkatkan efektivitas bantuan sosial dan subsidi serta transfer ke daerah untuk akselerasi pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan. Keempat, tetap menjaga keberlanjutan fiskal dan memperkuat fondasi kebijakan ekonomi.
"Dengan pencapaian target tersebut, pemerintah bisa menekan angka kemiskinan turun menjadi 9 hingga 10 persen. Lalu, angka pengangguran turun dari 5,1 sampai 5,4 persen. Dengan demikian, pemerintah bisa mencapai rasio gini tahun depan sebesar 0,38 persen, dari saat ini 0,39 persen," katanya.