:
Jakarta, InfoPublik - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berlanjut pada triwulan I 2017, ditopang oleh tingginya surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui defisit transaksi berjalan.
Tirta menjelaskan, surplus NPI tercatat sebesar US$4,5 miliar, relatif sama dengan surplus yang tercatat pada triwulan sebelumnya, atau berkebalikan dengan kondisi pada triwulan yang sama pada tahun 2016 yang mengalami defisit sebesar US$0,3 miliar.
Surplus NPI tersebut pada gilirannya mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari US$116,4 miliar pada akhir triwulan IV 2016 menjadi US$121,8 miliar pada akhir triwulan I 2017.
"Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional," kata Tirta dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (14/5).
Ia memaparkan, meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian.
Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2017 mencapai US$7,9 miliar, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada triwulan IV 2016 yang sebesar US$7,6 miliar maupun surplus pada triwulan I 2016 yang sebesar US$4,2 miliar.
Peningkatan ini terutama didorong oleh derasnya aliran masuk modal investasi portofolio pada instrumen berdenominasi rupiah (SUN, SPN, dan saham) dan adanya penerbitan sukuk global pemerintah.
"Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus investasi langsung, terutama karena outflow investasi langsung sektor migas, dan defisit investasi lainnya khususnya karena penempatan aset sektor swasta di luar negeri," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa, perkembangan NPI pada triwulan I 2017, secara keseluruhan menunjukkan keseimbangan eksternal perekonomian yang terpelihara, sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makro ekonomi.
Bank Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan bank sentral AS dan faktor geopolitik, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.
"Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural," pungkasnya.