:
Oleh Baheramsyah, Selasa, 25 April 2017 | 12:21 WIB - Redaktur: Elvira - 497
Jakarta, InfoPublik - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendorong pemerintah untuk menggenjot produksi beras premium menggunakan teknologi agar rencana pemerintah untuk ekspor bisa dilakukan.
“Sangat mungkin bagi kita untuk ekspor beras apabila peningkatan produksi bisa dipertahankan atau lebih digenjot melalui berbagai teknologi. Tahun 2016 saja produksi mencapai 79 juta ton,” kata Daniel Johan, Senin (24/2).
Daniel Johan mencontohkan, dengan teknologi hazton, produksi padi petani naik tiga atau empat ton per hektare yang menghasilkan 10,7 ton per hektare.
“Di Kabupaten Sambas contohnya, di areal seluas 10 ribu hektare yang menggunakan teknologi hazton, ada 30 ribu atau 40 ribu ton tambahan, ini baru satu kali musim tanam,” jelas dia.
Daniel Johan mangaku, Komisi IV telah mendorong pemerintah agar teknologi tanam hazton terus diterapkan, terutama di Provinsi Kalbar. Tahun 2016, Kalbar mendapat alokasi sekitar 44.600 hektare untuk menggunakan teknologi hazton dan pada tahun ini didorong agar naik menjadi 60 ribu hektare.
“Kalau terjadi peningkatan produktivitas per hektare, akan berlebih untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Maka sangat memungkinkan untuk ekspor beras,” ujar Daniel.
Ia mengakui, tidak mudah untuk menyakinkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian mengenai keunggulan teknologi hazton.
Ia berharap, kalau produksi petani di Kalbar yang menggunakan teknologi hazton meningkat secara konsisten dalam dua atau tiga tahun mendatang, bukan tidak mungkin akan menjadi program nasional.