Menperin: Potensi Pasar Tekstil Terus Meningkat

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 25 April 2017 | 09:32 WIB - Redaktur: Elvira - 562


Jakarta, InfoPublik – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, potensi pasar domestik maupun global untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) berpeluang terus meningkat.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan penduduk dan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan tekstil non sandang seperti kebutuhan rumah tangga, furniture dan non woven.

“Kami optimistis industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Apalagi industri ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Infopublik di Jakarta, Senin (24/4).

Ia mengungkapkan, industri TPT masih mengalami berbagai tantangan, salah satunya adalah kondisi permesinan yang mayoritas usianya sudah tua, terutama pada industri pertenunan dan perajutan.

“Upaya peremajaan mesin dan peralatan industri TPT yang selama ini kami lakukan sebenarnya telah menunjukkan perkembangan yang positif, namun perlu dilanjutkan dengan program akselerasi peningkatan daya saing yang lebih efektif dan terintegrasi,” tambahnya.

Untuk itu, Airlangga berharap paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah sebaiknya bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha terutama industri TPT, karena saat inilah situasi yang tepat untuk meningkatkan investasi.

“Hal ini apabila tidak dilakukan dalam waktu lima tahun ke depan, industri tekstil nasional akan sulit bersaing dengan negara kompetitor utama seperti India, Cina, Vietnam dan Bangladesh,” sebutnya.

Ditambah lagi, saat ini Kemenperin tengah menggodok regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor, di mana akan mengatur tentang pemberian insentif fiskal berupa investment allowance.

“Jadi, pelaku usaha akan mendapatkan diskon PPh yang harus dialokasikan untuk ekspansi usaha,” jelasnya.

Terkait perluasan pasar ekspor, Kemenperin tengah mendorong untuk membangun perjanjian kerja sama yang komprehensif dengan Eropa dan Amerika Serikat agar bisa mendapat keringanan tarif yang lebih baik.

“Termasuk juga dengan industri kecil, kami akan fasilitasi untuk meningkatkan ekspor,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono menuturkan, tantangan lain yang menghambat pertumbuhan investasi di sektor industri TPT, yakni masih adanya impor kain. Untuk itu, Kemenperin menggandeng Kementerian Perdagangan untuk membatasi impor tekstil dalam rangka menjaga industri TPT dalam negeri tetap tumbuh.

Selain itu, Sigit menyebutkan, pihaknya juga bergerak ke hulu untuk mendorong pertumbuhan industri tekstil domestik. “Kami pun mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap menggunakan produk dalam negeri sebagai dukungan untuk pertumbuhan industri TPT nasional,” imbuhnya.

Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat untuk tidak gengsi membeli produk-produk buatan dalam negeri. Pasalnya, saat ini banyak industri dalam negeri yang sudah mampu menunjukkan taringnya dalam persaingan di pasar dunia. Presiden mencontohkan, salah satu industri tekstil kebanggaan Tanah Air adalah PT. Sritex yang mampu memasarkan produknya ke seratus negara di dunia. Selain itu, juga dipercaya memproduksi pakaian militer untuk sejumlah negara seperti Jerman, Swedia, Belanda dan negara-negara di Eropa lainnya.