Kunci Berbisnis Fashion di #KSPGoestoSchool Bali

:


Oleh Elvira, Kamis, 20 April 2017 | 22:09 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 935


Denpasar, InfoPublik – Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis Denni Puspa Purbasari mengatakan kolaborasi adalah kunci dalam menjalankan bisnis.

“Bukan main solo,” ujar Denni Puspa Purbasari dalam acara #KSPGoestoSchool seri ketiga di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 (SMKN 3) Sanur, Denpasar, Kamis (20/4).

Sebagai informasi, rangkaian serial #KSPGoestoSchool adalah kelas inspirasi yang mempertemukan sosok pengusaha muda dengan anak-anak muda Indonesia di bangku sekolah. #KSPGoestoSchool diselenggarakan oleh Kantor Staf Presiden (KSP) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan PT. Telkom Indonesia.

Ditambahkan Denni Puspa Purbasari, Indonesia dengan 250 juta penduduk dengan kelas menengah yang tumbuh adalah sebuah potensi.

“Jika kita tidak mengembangkan entrepreneur di dalam negeri yang terjadi adalah kita begitu saja akan menjadi importir dan pasar dari negara lain, dan entrepreneur di abad 21 saya yakin kuncinya adalah satu, yaitu kolaborasi, tidak bisa melakukan sendiri,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Toton Januar, satu dari lima perancang busana Indonesia yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Fenwick Department Store di Mayfair London sewaktu Presiden melakukan kunjungan kerja di Inggris. Menurutnya, salah satu bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan oleh pebisnis pemula adalah dengan melakukan promo atau iklan dengan memanfaatkan tokoh atau selebritas di media sosial atau yang lebih dikenal dengan istilah endorse.

“Kolaborasi secara endorse berpengaruh bagi pemasaran suatu bisnis,” ujar Toton yang menjadi salah satu tokoh inspiratif di #KSPGoestoSchool di SMKN 3 Denpasar.

Toton menambahkan, menekuni sebuah butuh konsistensi dan kerja keras. Selain itu seorang pebisnis harus peka terhadap kebutuhan bisnis, perkembangan jaman, dan kebutuhan pasar.

Bagi pria yang memiliki bisnis busana merk Toton ini, sebuah bisnis fashion tidak harus dimulai dengan kapasitas besar yang akan membutuhkan modal yang besar pula. “Saya memulainya dengan sebuah mesin jahit, dan mengerjakannya di rumah,” ujarnya berbagi kisah.

Ditambahkan Toton, seseorang yang ingin menekuni bisnis fashion jangan hanya memikirkan bagaimana memperkuat bisnisnya, tetapi juga harus mempunyai visi dan misi bagaimana caranya agar karyanya bisa bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami melakukannya dengan menggunakan kekayaan fashion nusantara khas Indonesia,” ujarnya.