BPJS Ketenagakerjaan Jabar Optimalkan Program GN Lingkaran

:


Oleh H. A. Azwar, Senin, 26 Desember 2016 | 19:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 728


Jakarta, InfoPublik - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat tengah mengoptimalkan program Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran) kepada perusahaan-perusahaan yang telah bergabung menjadi peserta.

GN Lingkaran ini adalah sebuah inovasi sosial yang digagas oleh BPJS Ketenagakerjaan, dengan mengakomodasi CSR perusahaan atau individu secara online untuk membantu para pekerja rentan agar terlindungi dalam program BPJS Ketenagakerjaan, kata Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Provinsi Jawa Barat Diddi Siswadi dalam siaran pers, Senin (26/12).

Alasan program GN Lingkaran terus disosialisasikan dan dioptimalkan, menurut Diddi, karena besarnya potensi peserta formal dan informal BPJS Ketenagakerjaaan di wilayah Jawa Barat.

“Dari sembilan juta pekerja formal yang ada di Jawa Barat, yang sudah terakuisisi (terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan) itu sudah enam juta, masih ada tiga juta lagi,” ujar Diddi.

Selain itu, lanjut dia, hingga saat ini juga masih ada pekerja informal di Jawa Barat yang belum diberikan jaminan oleh perusahaan. “Jadi, pemberian bantuan dana CSR ini melalui program GN Lingkaran ini merupakan salah satu upaya untuk melindungi pekerja rentan, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan,” imbuhnya.

Diddi menambahkan, sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor perbankan seperti Bank BJB, Bank Mandiri, Bank Bukopin telah ikut serta dalam program GN Lingkaran ini.

Alhamdulillah CSR dari mereka disalurkan ke GN Lingkaran, iuran untuk peserta GN Lingkaran ini cuma Rp16.800 per orang per bulan. Enggak terlalu berat, malah lebih mahal dari sebungkus rokok kan, beber Diddi.

Diddi mengungkapkan, hingga Desember 2016 membidik sekitar 160.000 peserta informal baru menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan. “Kita mulai mengakusisi, membidik yang (peserta) informal. Insya Allah tahun 2016 ini, Jawa Barat sudah mencapai 160.000-an peserta yang informal,” ungkap Diddi.

Menurutnya, angkatan kerja di Jawa Barat mencapai 19 juta dengan rincian sembilan juta ialah sembilan juta pekerja penerima upah (formal) dan 10 juta pekerja bukan penerima upah (informal). “Dari sembila juta pekerja formal itu, yang sudah terdaftar atau diakusisi menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, baru enam juta orang,” ujarnya.

Mengenai potensi kepesertaan di Jawa Barat disebutnya sangat tinggi yakni mencapai 10 juta orang yang tersebar di sektor pertanian (petani), nelayan, tukang ojeng dan lain-lain. Berbagai upaya, kata Diddi, dilakukan oleh pihaknya untuk menggenjot pertumbuhan kepesertaan pekerja informal di Provinsi Jawa Barat.

Pertama kita harus meningkatkan kerja sama dengan pihak atau unit atau asosiasi karena pekerja informal ini agak sulit kalau dijangkau per individu, beber Diddi.

Mengenai langkah kedua, untuk menggenjot pertumbuhan kepesertaan pekerja informal di Provinsi Jawa Barat dijelaskannya, dengan meningkatkan sosialisasi.

Sosialisasi dan komunikasi ini sangat penting karena pemahaman masyarakat itu tidak mudah, kami berupaya memberikan sosialisasi kepada masyarakat lewat berbagai media, jelas Diddi.

Langkah selanjutnya, untuk pertumbuhan kepesertaan pekerja informal di Provinsi Jawa Barat ialah meminta dukungan dan menjalani komunikasi baik dengan pemerintah, tukas Diddi.