:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 2 Desember 2016 | 12:50 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 698
Jakarta,InfoPublik - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian sebagai sektor tertinggi dalam pengukuran Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) pada November 2016, yakni 0,62 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, IHPB sektor pertanian pada November ini mencapai 380,68. Sementara, bulan sebelumnya hanya sebesar 378,33.
Adapun, sektor pertanian masih memberi andil terhadap IHPB November 2016 sebesar 0,12 persen. Kemudian, untuk pertambangan dan penggalian sebesar 0,02 persen, dan industri sebesar 0,16 persen.
Sementara, kontribusi ekspor non migas turun 0,06 persen dan sektor umum non migas memiliki andil sebesar 0,24 persen. Sementara, untuk tingkat inflasi dari non migas sendiri secara tahunan masih tinggi, yaitu 10,24 persen.
“Kalau dibandingkan dengan inflasi konsumen relatif rendah, karena harga cabe dan bawang,” ungkap Sasmito, Jumat (2/12).
IHPB bangunan pada November 2016 naik 0,17 persen menjadi 130,44 dari bulan sebelumnya 130,22. Menurut Sasmito, kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal memiliki andil tertinggi pada kenaikan IHPB Bahan Bangunan, yaitu, 0,07 persen.
“Untuk kelompok bahan bangunan yang harganya naik itu tanah urug, batu bata, sirtu alam, batu split, dan kloset,” terangnya.
Bila dirinci, tanah urug naik 2,13 persen, batu bata 1,94 persen, kerikil dan sirtu alam naik 1,04 persen, batu split 0,51 persen, dan kloset atau wastafel naik 0,49 persen.
Selanjutnya, IHPB barang konsumsi dan barang modal pada Oktober 2016 sama-sama meningkat. IHPB naik 0,05 persen dan barang modal naik 0,24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, IHPB bahan baku turun 0,05 persen.