:
Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 10 November 2016 | 15:45 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 413
Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menilai, peningkatkan kemandirian dan daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri sangat penting terutama dengan memperkuat struktur industrinya. Mengingat sektor TPT di Indonesia didukung secara terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya telah diakui kualitasnya oleh dunia.
"Kami telah memetakan industri ini dari hulu hingga hilir, dimana ada yang berbasis kapas, rayon dan polyester. Nah, yang kami akan dorong kemandiriannya adalah yang berbasis rayon dan polyester, karena kalau kapas masih impor," kata Airlangga dalam siaran resminya kepada Infopublik, Kamis (10/11).
Menurutnya, salah satu tantangan dalam pengembangan industri ini memang pada harga gas yang mahal dan serbuan barang impor. Untuk itu, pihaknya ingin mengetahui lebih jauh kondisi terkini secara keseluruhan dari laporan pelaku industri TPT nasional.
Dijelaskan Menperin, dari segi kapasitas produksi, industri TPT nasional mampu memenuhi kebutuhan sandang dalam negeri hingga 70 persen. “Tinggal diharmonisasi agar industri di tengahya dapat lebih kuat. Akan ada beberapa kebijakan agar tantangan tersebut dapat teratasi,” ujarnya.
Dalam upaya pengembangan industri TPT nasional sebagai sektor prioritas, Kemenperin dan pemangku kepentingan bersinergi dalam menjalankan program dan kebijakan, antara lain dengan menjamin ketersediaan dan kemudahan perolehan bahan baku, menyiapkan SDM industri yang kompeten, meningkatkan iklim usaha yang kondusif, serta mengusulkan biaya energi yang lebih murah.
Sebelumnya, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengaku optimistis, kinerja industri TPT akan gemilang seiring pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini yang berpotensi terus membaik dan diperkirakan mencapai 5,2-5,6 persen (year-on-year) atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2015 sebesar 4,79 persen.
“Hal ini terutama didorong oleh akselerasi stimulus fiskal dan non fiskal melalui beberapa paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan pemerintah,” ujarnya.