Pemeritah Genjot Program Peningkatan Kompetensi

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 9 Oktober 2016 | 17:17 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 999


Padang, InfoPublik – Kondisi angkatan kerja Indonesia saat ini masih didominasi oleh masyarakat dengan latar belakang pendidikan menengah ke bawah yang mencapai angka 62 persen dari sekitar 128 juta jiwa.

Hal tersebut turut menyebabkan rendahnya daya saing angkatan kerja Indonesia. Untuk itu, pemerintah terus mendorong peningkatan kompetensi angkatan kerja, baik melalui pelatihan vokasi maupun melalui pendidikan formal.

Melihat masih sedikitnya jumlah angkatan kerja Indonesia yang berpendidikan tinggi, ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Indonesia juga masih memiliki pekerjaan besar berjangka panjang di bidang pendidikan. Namun untuk jangka pendek, jalur pelatihan dan sertifikasi kompetensi harus digalakkan, kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri saat memberikan kuliah umum dan membuka sekaligus membuka festival band Universitas Negeri Padang (UNP), Sabtu (8/10).

Menurut Hanif, pada tahun 2030 nanti, Indonesia diprediksi akan menempati posisi ke-7 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Dengan catatan, pada tahun tersebut Indonesia memiliki 115 tenaga kerja skill.

Sementara saat ini, kita baru punya 55 tenaga kerja skil. Kita butuh separuhnya lagi. Makanya kita harus up grade tiap tahun minimal 4 juta tenaga kerja skill, ujar Hanif.

Hanif menjelaskan, daya saing Indonesia saat ini masih berada di urutan ke-41 dunia. Indonesia masih berada di belakang beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Oleh karena itu, beberapa langkah startegis untuk meningkatkan skill harus dilakukan di lembaga pendidikan untuk mengejar ketertinggalan. Kampus harus lebih menggalakkan riset yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan menggenjot pendidikan vokasi, jelasnya seraya meminta kepada para mahasiswa untuk punya mental kompetitif dan berusaha untuk bisa memenuhi kompetensi dan skill sehingga bisa bersaing dengan tenaga kerja lainnya.

Hanif menambahkan, Kemnaker siap bekerja sama dengan lembaga pendidikan setempat untuk mengimplementasikan pemagangan. Dengan sistem dan skema yang komprehensif, pemagangan akan sangat diperlukan untuk membantu mahasiswa lebih mengenal dunia kerja yang akan digelutinya kelak.

Magang untuk jabatan yang jelas, kualifikasi yang jelas. Sehingga bisa benar-benar menciptakan skil workers.  Itu sudah saya bangun kerjasama dengan kadin untuk program pemagangan nasional dengan melibatkan 2000 perusahaan, tukas Hanif.

Kuliah umum tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Dalam sambutannya, ia berpesan para mahasiswa agar terus memacu diri mengingat dunia industri yang terus berkembang.

Para mahasiswa jangan hanya bercita-cita sekedar tamat kuliah, tapi benar-benar memanfaatkan masa pendidikan yang dijalani untuk memperoleh ilmu dan memperkaya kemampuan. Dengan dunia industri yang terus berkembang, maka proses memasuki dunia kerja akan semakin selektif, kata Irwan.

Sementara Rektor UNP Ganefri, menyebutkan pihaknya menyadari tuntutan industri terhadap tenaga kerja yang berkualitas, akan semakin tinggi, terlebih dengan telah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Untuk menghadapi hal tersebut UNP telah melakukan beberapa upaya untuk mempersiapkan mahasiswanya antara lain pelatihan, kerja sama dengan dunia usaha, dan bekerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi, kata Ganefri.