:
Oleh Putri, Selasa, 4 Oktober 2016 | 08:44 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 636
Jakarta, InfoPublik - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2016 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen. Dari 82 kota IHK, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen dan terendah di Purwokerto dan Banyuwangi yang masing-masing 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar -1,06 persen. "Penyebab utana inflasi terjadi di beberapa sub sektor seperti kenaikan harga pulsa telepon selular, kenaikan biaya sewa rumah, pembiayaan biaya akademi dan perguruan tinggi, kenaikan harga rokok kretek filter, dan tarif listrik," jelasnya, Senin (3/10) di Kantor BPS.
Lanjut Suhariyanto, dari kelompok pengeluaran, bagian makanan justru mengalami deflasi sebesar 0,07 persen tapi ada kenaiakn pada cabe merah sehingga perannya mengalami inflasi. Sedangkan untuk harga beras dan telur ayam terkoreksi turun. Inflasi tahun kalender tercatat 1,97 persen, diharapkan Suhariyanto dalam tiga bulan ke depan tetap terkendali hingga target yang dipasang bisa terpasang. Sedangkan untuk inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,07 persen.
Sebelumnya, pencapaian ibdeks harga konsumen pada Agustus 2016 tercatat mengalami deflasi 0,02 peraen (month to month) atau terendah divandingkan Agustus lainnya sejak 2011 dan dinikai merupakan akibat masih lemahnya daya beli masyarakat.