:
Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 27 September 2016 | 23:49 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 189
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menggandeng Pemerintah Australia melalui Department of Infrastructure and Regional Development, menggelar kerja sama pelatihan keamanan di fasilitas pelabuhan berupa Maritime Security Desktop Exercise.
Pelatihan ini diselenggarakan pada 23 September 2016 di Makassar yang bertujuan untuk menguji jaring komunikasi, koordinasi dan komando di internal fasilitas pelabuhan maupun dengan instansi keamanan terkait lainnya serta memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap respon atau tindakan yang harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan di pelabuhan pada saat terjadi ancaman keamanan terhadap fasilitas pelabuhan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Consul General Australia di Makassar Mr Richard Mathews, Consular Transport Australian Government Mr Steven Shaw beserta tim dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Kehadiran Konsul Jenderal Australia semakin menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara yang memiliki nilai strategis. Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan unsur Port Security Committee dari Pelabuhan Makassar, Tanjung Emas Semarang, dan Benoa Bali.
Exercise atau latihan dalam hal keamanan ini merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh fasilitas pelabuhan yang telah dinyatakan comply dengan aturan International Ship and Port Facility Security (ISPS Code) dan memiliki Statement of Compliance of a Port Facility (SoCPF).
Di tahun ke-12 penerapan ISPS Code di Indonesia diharapkan penerapan aturan internasional tersebut harus benar-benar konsisten dan berbasis pada voluntary compliance yang memandang penerapan aturan keamanan sebagai suatu kebutuhan dibandingkan suatu paksaan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Tonny Budiono mengemukakan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perkembangan kunjungan kapal pesiar sangatlah menggembirakan di mana destinasi wisata yang dikunjungi para turis asing tidak hanya Bali saja, tetapi wilayah timur Indonesia yang mempunyai potensi wisata alam yang sangat indah telah pula banyak mendapatkan kunjungan dari turis asing yang menggunakan kapal pesiar.
"Peran pelabuhan sebagai pintu gerbang tentu sangatlah penting, karena kita semua menginginkan bahwa wisatawan dan pengguna jasa pelabuhan mempunyai jaminan rasa aman dan nyaman sehingga sudah selayaknya kita harus meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap siaga dan mengantisipasi segala kemungkinan ancaman," ujar Dirjen Hubla, Jumat (23/9).
Belajar dari teror keamanan yang pernah terjadi di Indonesia, menurut Tonny, saat ini harus lebih mengembangkan Security Culture atau Budaya Keamanan sehingga dapat menjadi lebih waspada dalam lingkungan tempat tinggal maupun bekerja, serta mampu mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi akan menjadi gangguan keamanan.
"Disinilah kita bisa melatih semua unsur yang tergabung dalam Port Security Committee dengan tepat serta dapat memahami siapa berbuat apa, kapan dan dimana, sehingga pada akhirnya kita selalu siap siaga dan tanggap terhadap segala situasi keamanan," tambah Tonny.