:
Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 17 Agustus 2016 | 22:39 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 405
Jakarta, InfoPublik - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ratusan bangunan rusak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat longsor.
Longsor terjadi di Desa Cimenteng dan Desa Nagrakjaya Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi sejak Selasa (19/7) terus berlangsung hingga saat ini.
"Warga pun terpaksa mengungsi," kata Sutopo dalam siaran resmi yang diterima InfoPublik, Rabu (17/8).
Menurutnya, tipe longsoran yang merayap terus terjadi, ditambah dengan curah hujan yang masih terus turun menyebabkan longsor makin mengancam masyarakat.
Dijelaskan Sutopo, jumlah keseluruhan bangunan yang terdampak longsor sebanyak 429 bangunan yaitu 174 unit rumah rusak berat, 102 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan, dan 97 unit rumah terancam.
Selain itu bangunan fasilitas umum dan sawah mengalami kerusakan yang meliputi empat gedung majelis taklim rusak, empat mushola rusak, satu bangunan pesantren rusak, satu bangunan SD rusak berat, satu kantor desa rusak berat, satu puskesmas pembantu rusak berat, satu posyandu rusak berat, dan 10 hektar sawah rusak dan gagal panen. Sebanyak 386 KK atau 1.139 jiwa terdampak langsung longsor.
"Jumlah pengungsi tidak tetap, tergantung pada cuaca. Saat hujan atau malam pengungsi mencapai 300-350 jiwa, namun saat cuaca terang hanya berkisar 100-150 jiwa," ungkapnya.
Pengungsi ditempatkan di Pos I Kampung Babakan Desa Nagrakjaya terdapat sekitar 300 jiwa pengungsi pada malam hari saja, dan di Pos II Kampung Bojong Sawah terdapat sekitar 10 jiwa pengungsi pada siang hari banyak pengungsi laki-laki dewasa yang bekerja di kebunnya.
Hingga saat ini, Bupati Sukabumi masih menetapkan masa tanggap darurat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bersama Muspika, TNI/Polri, dan relawan serta masyarakat setempat melakukan evakuasi korban ke tempat yang aman. BNPB terus mendampingi BPBD untuk penanganan darurat.
BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp 250 juta untuk operasional keposkoan sebagai bantuan tahap pertama. BPBD pun telah mengajukan permintaan bantuan termasuk untuk pembangunan hunian sementara bagi pengungsi. Kementerian Sosial telah memberikan bantuan logistik. Sanitasi dan air bersih telah dibangun Dinas PU.
Pelayanan kesehatan untuk para pengungsi dari Dinas Kesehatan. Posko tanggap darurat, pos kesehatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan bencana dan jalur evakuasi telah didirikan. Relawan dari berbagai pihak seperti PMI, Pramuka Peduli, Tagana dan Rumah Zakat telah memberikan bantuan.
Tanah longsor yang berlangsung saat ini lebih besar dan terus meluas dibanding longsor tahun 2012 lalu yang terjadi di dua desa yaitu Desa Cimenteng dan Bojong Tugu Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi.
Lokasi longsor saat ini merupakan daerah zona merah rawan tinggi bencana longsor. Dengan tipe longsoran yang merayap maka timbul ketidakpastian sampai kapan longsor besar akan terjadi. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat masih menempati rumah tersebut meski sudah rusak. Dampak dari longsor sekarang adalah bangunan rumah rusak, dari retak-retak hingga belah.
"Wilayah tersebut memang tidak layak untuk permukiman. Oleh karena itu solusi ke depan adalah relokasi bagi masyarakat yang rumahnya roboh atau rusak berat," ujar Sutopo.
Namun demikian relokasi tidak mudah dilakukan karena terkait ketersediaan lahan, mata pencaharian masyarakat dan faktor sosial ekonomi masyarakat.