:
Oleh Putri, Selasa, 16 Agustus 2016 | 09:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 294
Jakarta, InfoPublik - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Juli 2016 mencapai US$9,51 miliar atau menurun 26,67 persen dibanding ekspor Juni 2016.
Kepala BPS Suryamin mengatakan ekspor nonmigas Juli 2016 mencapai US$8,52 miliar turun 27,75 persen dibanding Juni 2016. Ekspor migas Juli 2016 juga menurun 15,89 persen. "Penurunan ekspor Juli 2016 salah satu sebabnya adalah lamanya hari kerja pada Juli 2016 yang hanya 16 hari kerja karena libur hari raya Idul Fitri. Sementara itu, untuk penurunan ekspor migas disebabkan turunnya ekspor hasil minyak 21,64 persen dan ekspor minyak mentah turun 26,17 persen," jelasnya, Senin (15/8), di kantor BPS.
Lanjut Suryamin, penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$290,0 juta (45,14 pesern). Peningkatan terbesar terjadi pada benda-benda yang terbuat dari besi dan baja sebesar US$125,3 juta (130,82 persen). Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2016 mencapai US$78,08 miliar atau menurun 12,02 persen dibanding periode yang sama tahun 2015.
Ekspor nonmigas mencapai US$71,59 miliar atau turun 8,78 persen. Untuk negara tujuan ekspor nonmigas, tiga terbesar yaitu menuju Amerika Serikat mencapai US$0,99 miliar, Tiongkok sebesar US$0,92 miliar, dan Jepang US$0,82 miliar. Kontribusi ketiganya mencapai 32,04 persen, sedangkan untuk ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$0,95 miliar.
Sedangkan menurut provinsi asal barang pada Januari-Juli 2016, tiga terbesar yaitu berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$14,28 miliar (18,06 persen. Posisi kedua Jawa Timur sebesar US$10,97 miliar (13,88 persen), dan Kalimantan Timur US$7,69 miliar (9,72 persen).