Setelah PLTU Lontar, Presiden Groundbreaking MPP Lombok

:


Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 12 Juni 2016 | 01:18 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 305


Jakarta, InfoPublik - Setelah melakukan groundbreaking PLTU Lontar Unit 4 di Banten, Presiden Joko Widodo kembali melakukan groundbreaking infrastruktur kelistrikan yakni proyek Mobile Power Plant dengan total kapasitas 50MW di Lombok Barat.

Presiden mengaku akan konsentrasi di pembangunan infrastruktur kelistrikan. Dalam siaran resmi yang diterima dari Kementerian ESDM, Presiden mengungkapkan, listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital, tanpa listrik anak-anak sekolah tidak bisa belajar dan industri kecil tidak bisa tumbuh.

"Listrik merupakan elemen yang sangat penting, semua membutuhkan listrik, kita harus menyelesaikan hal ini bersama sama, saling membantu," kata Presiden Jokowi seraya menambahkan Indonesia harus berupaya mengoptimalkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), karena Indonesia kaya akan sumber daya alam.

Presiden berharap, semua yang sudah ditargetkan PLN dapat tercapai, "MPP ini memang cepat progresnya, konstruksi terlihat sudah siap, dan semoga semua diberikan kelancaran, bulan Agustus sudah beres ya," katanya.

Mobile Power Plant berkapasitas total 50 Mega Watt di desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat sebagai bagian dari rangkaian peninjauan progress program kelistrikan 35.000 MW.

MPP ini akan memperkuat sistem kelistrikan Lombok dan merupakan upaya percepatan dalam meningkatkan Rasio Elektrifikasi Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju 100 persen di tahun 2020.

Pembangunan MPP di Lombok merupakan salah satu program strategis PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2015 - 2024. MPP menjadi pilihan yang tepat untuk dapat segera menambah pasokan kelistrikan di beberapa daerah, karena proses pengerjaannya yang tidak memakan waktu lama, seperti pada MPP Lombok ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 hingga 6 bulan agar dapat beroperasi.

Dibangun sejak 8 Februari, kini pembangunan proyek MPP telah mencapai progres sebesar 70 persen. Dengan masuknya MPP 50 MW ke dalam sistem Lombok maka diperkirakan rasio elektrifikasi di Lombok akan meningkat dari 73,83 persen (per April 2016) menjadi 78,16 persen pada Desember 2016, peningkatan rasio eletrifikasi ini diharapkan dapat menjadi katalisator peningkatan perekonomian masyarakat.