Tekan Impor, Kementan Tingkatkan Ekspor Buah Nusantara

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 9 Mei 2016 | 18:55 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian akan meningkatkan ekspor buah untuk mendorong buah nusantara bisa bersaing dengan produksi negara lain.

Program ini juga bertujuan menekan impor, sehingga dapat meningkatkan penghasilan petani lokal hingga Rp 120 triliun. Salah satu strategi yang akan diterapkan yaitu penanaman bibit unggul.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman  mengatakan, pihaknya akan menyebarkan bibit unggul di areal perkebunan buah seluas 100 ribu hektar dan pengembangan berlanjut hingga lahan tersebut mencapai 400 ribu ha yang akan dikembangkan di seluruh Indonesia.

"Mungkin yang bisa kita berikan ke depan nanti adalah bibit unggul yang digaransi dan dijamin kualitasnya," kata Mentan Amran, saat melaunching Festival Buah dan Bunga Nusantara (FBBN) di kantor Kementerian Pertanian Jakarta Selatan, Senin (9/5).

Amran menjelaskan, pemberian bibit unggul sangat menentukan pada hasil panen, khususnya tanaman buah musiman. "Karena tanaman tahun berbeda dengan tanaman semusim. Satu kali salah (menanam), puluhan tahun akibatnya," ujar Amran.

Selain itu, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan Nusantara. Dengan kerja sama tersebut, rencana meningkatkan ekspor buah dapat terwujud karena ditangani oleh pihak yang sudah berpengalaman.

"Kita kembangkan bersama BUMN yang sudah punya pengalaman. Sekarang ini sudah berjalan di PTPN VIII. PTPN II kita akan kembangkan bersama," tutur Amran.

Perlu diketahui pertumbuhan produksi dibarengi dengan peningkatan ekspor buah segar. Dari beberapa jenis buah, yang paling banyak disetor keluar negeri (ekspor) adalah salak, manggis dan pisang. Dibanding 2014, volume kenaikan ekspor buah jenis tersebut naik 65,27 persen pada 2015. Nilai ekspor 2015 lalu sebesar 31,77 juta dolar AS. 

Sementara di tahun sebelumnya ekspor hanya mampu tercatat 24,68 juta dolar AS. Kenaikan ekspor itu juga disupport oleh jenis buah seperti pisang, jeruk, mangga, nanas dan durian.

"Tahun 2015 ekspor kita naik 34 persen (dari keseluruhan jenis buah). Impor kita turun 13 persen. 2016 ini kita harap bisa naik. Kita harus kejar setelah pangan selesai," katanya. 

Sementara Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanto menambahkan, gerakan tersebut muncul dari keprihatinan maraknya buah impor di pasar lokal. Padahal Indonesia merupakan negeri yang memiliki keanekaragaman hayati dan tanah yang subur.

Melalui gerakan tersebut, perkebunan buah akan ditata, tanaman buah yang ditanam akan disesuaikan dengan kondisi alam di wilayah tersebut. Selain itu juga memperbaiki bibit sehingga menghasilkan buah dengan kualitas baik.

“Selama ini menanam buah secara tersebar. Pohonnya satu dibeli bibit buah di mana tidak tahu asal usulnya setelah bertahun-tahun ada hasil, sulit penetrasi pasar karena kualitas tidak konsisten karena itu kita fokuskan,” tegas Herry.