:
Oleh H. A. Azwar, Senin, 9 Mei 2016 | 11:30 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri meresmikan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada kesempatan tersebut, Menaker mengimbau agar pelatihan kerja di BLK sejalan dengan kebutuhan industri sesuai dengan potensi yang ada di daerah. Pengembangan SDM sangat penting untuk menunjang daya saing tenaga kerja terlebih di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini.
"Menapaki tahun 2016 ini, marilah kita senantiasa berdoa dan berupaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat khususnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Kesuksesan serta berbagai ujian yang dialami bangsa Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya senantiasa menjadi pembelajaran agar kita selalu meningkatkan niatan baik serta kerja nyata untuk memperbaiki kualitas bagi kesejahteraan bangsa dan Negara," kata Menaker di BLK Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (9/5).
Menurutnya, MEA memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia baik dari sisi perputaran barang dan jasa, termasuk didalamnya pada aspek ketenagakerjaan. Sebagai bangsa yang besar dengan potensi kekayaan alam serta keanekaragaman hayati yang melimpah, diharapkan Indonesia mampu memainkan peran penting dalam pergulatan perdagangan bebas barang dan jasa di kawasan ASEAN tersebut.
"Saya sampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan beserta jajarannya serta Bapak Bupati Bantaeng beserta jajarannya yang telah memberikan dukungan bagi Kementerian Ketengakerjaan melalui pendirian Balai Latihan Kerja Bantaeng," ujarnya.
Ia menambahkan, melalui dukungan Pemerintah Daerah serta pendanaan dari alokasi anggaran APBN Ditjen Binalattas Kemnaker yang distribusikan dalam tiga tahun anggaran, akhirnya pembangunan BLK Bantaeng bisa terealisasikan dan berfungsi sebagai sebagai Unit Pelaksana Teknis Pusat Ditjen Binalattas, Kemnaker.
Mencermati laporan dari Dirjen Binalattas tentang pendirian BLK Bantaeng ini saya memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan BLK Bantaeng ini, termasuk kepada pihak-pihak yang bersedia melakukan partnership pelatihan setelah BLK Bantaeng ini diresmikan.
Dengan demikian, lanjut Menaker, pelatihan di BLK Bantaeng nantinya akan menjadi bukti konkrit pelatihan berbasis kompetensi yang benar-benar mengacu pada standar kompetensi kerja dan kebutuhan SDM dari perusahaan pengguna. Selain itu, Hanif juga berharap Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Dirjen Binalattas) dan jajarannya benar-benar serius melaksanakan pelatihan di BLK Bantaeng secara profesional dan konsisten serta menjalin komunikasi yang intensif dengan pihak mitra sehingga output pelatihan dari BLK Bantaeng ini benar-benar dapat 100 persen terserap bekerja di industri.
"Saya mendapat laporan dan menyambut baik bahwa meskipun baru diresmikan saat ini, sebagai langkah awal BLK Bantaeng telah melakukan kerjasama teknis dengan JICA-Ehime Toyota," terang Menaker.
Kerjasama yang terwujud dalam bentuk pengembangan instruktur untuk mekanik mobil di Bantaeng ini akan berlangsung selama dua tahun, di mana lulusan pelatihan ini nantinya akan disetarakan dengan kualifikasi mekanik mobil Toyota level 2 (level master).
“Saya berharap ke-16 peserta pelatihan ini berhasil memenuhi kualifikasi setara level 2 mekanik mobil Toyota tersebut, sehingga mereka dapat bekerja sebagai mekanik di perusahaan-perusahaan otomotif setara Toyota,” kata Menaker.
Dalam paradigma pengembangan SDM berbasis kompetensi, pelatihan yang diselenggarakan oleh setiap lembaga pelatihan harus mengacu kepada standar-standar penyelenggaraan pelatihan yang telah ditetapkan, seperti Standar Kompetensi, instruktur atau fasilitator, sarana dan fasilitas maupun manajemen pelatihan.
Dia meyakini, capaian awal pelatihan yang diraih oleh para peserta pelatihan ini merupakan bentuk sinergi yang terjalin antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Upaya peningkatan kompetensi masyarakat yang diupayakan oleh Pemerintah tidak akan berjalan tanpa good will (itikad baik) dari Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.
“BLK Bantaeng sebagai institusi baru masih memerlukan berbagai kelengkapan administrasi dan teknis untuk mampu menyelenggarakan pelatihan kerja. Oleh karena itu, dukungan serta kerjasama dengan berbagai Pihak untuk pendanaan maupun dukungan manajemen pelatihan sangat diperlukan,” ujarnya.
Kemnaker telah bekerja sama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN dan RB) pada tahun 2015 untuk menyiapkan instruktur baru yang akan ditugaskan pada BLK di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan pendayagunaan BLK di Indonesia. Sebagai BLK baru, BLK Bantaeng akan menjadi prioritas dari penyiapan instruktur baru tersebut.
Sejalan dengan Nawacita pemerintahan Kabinet Kerja, penyelenggaraan pelatihan di BLK Bantaeng telah merupakan bentuk konkrit kebijakan pemerintah yang berorientasi kepada peningkatan kualitas hidup manusia di Indonesia. SDM Indonesia khususnya tenaga kerjanya, harus dibekali dengan kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi pasar kerja. Pelatihan berbasis kompetensi yang dilaksanakan di BLK harus mengandung unsur pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills) dan sikap kerja (attitude).
Ini sekaligus untuk menjawab kritik membangun yang selama ini disampaikan oleh pelaku usaha, bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki semangat juang yang rendah dalam bekerja dibandingkan dengan tenaga kerja dari negara lain, kata Menaker.
Ia mengungkapkan, tantangan persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN harus dihadapi dengan kebijakan yang aplikatif di masyarakat, MEA bukanlah hambatan melainkan batu loncatan untuk konsistensi Indonesia untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi SDM. Menkaer berharap tenaga kerja di Indonesia mampu untuk 'berbicara' di tengah persaingan global, dimana setiap negara tidak lagi memiliki batasan bagi pertukaran barang dan jasa termasuk penggunaan tenaga kerja antar negara.
"Saya mengharapkan dengan adanya BLK Bantaeng ini program pelatihan kerja yang berorientasi terhadap kebutuhan industri mampu terus ditingkatkan melalui sinergi yang dijalin oleh semua pihak. Peningkatan kualitas tenaga kerja dengan dibekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang baik diharapkan mampu mendukung peningkatan kompetensi SDM Indonesia untuk berkiprah di pasar global. Mari bersama kita 'memanusiakan manusia' sebagai revolusi mental ketenagakerjaan di Indonesia," demikian Menaker.