Mahasiswa Harus Berorientasi Riset Dan Kompetisi Dalam Menghadapi MEA

:


Oleh Wandi, Sabtu, 19 Maret 2016 | 20:40 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 323


Jakarta, InfoPublik - Dunia perguruan tinggi Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar. Mereka harus mengejar ketertinggalannya dari perguruan tinggi luar negeri. untuk itu, mahasiswa harus berorientasi pada riset dan kompetisi untuk menepuh ketertinggalan.

Menurut Wakil Ketua MPR RI H Mahyudin, sampai saat ini belum ada satupun universitas di Indonesia,  bisa menembus peringkat 600 perguruan tinggi dunia. Padahal banyak anak-anak dan mahasiswa Indonesia yang memiliki potensi besar untuk berkembang. “Mereka kerap memenangkan olimpiade ilmu pengetahuan, baik regional maupun internasional.  Mereka hanya butuh fasilitas untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,” kata Wakil Ketua MPR RI  Mahyudin saat membuka dan menjadi pembicara kunci pada acara sosialisasi empat pilar MPR di hadapan peserta seminar nasional pendidikan ekonomi, di Jakarta, Jumat (18/3).

Ada dua tema yang dibahas dalam seminar tersebut, yaitu Meraih Pendidikan Tinggi Dikancah Internasional dan Arah Perekonomian Indonesia pada Era MEA.

Untuk mengejar ketertinggalannya, kata Mahyudin mahasiswa harus berorientasi pada riset dan kompetisi. Termasuk melakukan riset agar menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Bukan berorientasi jadi sarjana saja, karena hanya akan menambah jumlah pengagguran.

“Salah satu caranya, skripsi itu dilakukan berdasar riset sehingga menghasilkan manfaat, bukan skripsi yang judul dan temanya  itu-itu saja, apalagi mencontoh orang lain,” kata Mahyudin.

Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean, kata Mahyudin memberikan peluang dan tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Kalau tidak bersegara disiapkan, niscaya Indonesia bakal jadi pasar bagi produk negara lain. Namun, jika dimanfaatkan, MEA juga bakal jadi peluang besar bagi Indonesia menguasai Asia dan dunia melalui pintu ASEAN.