Tingginya Harga Beras Tidak Banyak Dinikmati Petani

:


Oleh Masfardi, Senin, 14 Maret 2016 | 09:51 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 275


Jakarta, InfoPublik - Meski harga beras cukup tinggi, namun manfaatnya tidak banyak dinikmati oleh petani. Hal itu disebabkan petani tidak memiliki kecukupan modal untuk mengelola  pertaniannya.

"Rata-rara petani mengelola pertanian melalui pinjaman untuk membeli pupuk, bibit dan sebagainya. Sebelum masa panen, petan membutuhkan pinjaman uang yang diperoleh dengan sistem ijon. Setelah panen, harga di tingkat petani menjadi rendah, karena mereka tidak meiliki  daya tawar akibat mempunyai utang," kata anggota komisi IV DPR RI Herman Khairun di Jakarta, Minggu (13/3).

Menurutnya, itu merupakan realita masyarakat perdesaan. Ditambah kondisi infrastruktur yang masih sangat buruk,  sehingga untuk membawa hasil pertanian ke kota  memerlukan biaya yang cukup tinggi

Karena pemilik modal  menguasai  infrastruktur tranportasi paska panen, mulai dari pengering hingga penggilingan, harga di tingkat petani tetap rendah, tapi di tingkat penguasaha sudah tinggi.

Dia mencontohkan harga gabah  sekitar Rp4.000, sedangkan harga berasnya saat ini minimal sudah mencapai Rp8.000. Bahkan, ada yang Rp11.000 per Kg dengan kualitas bagus.

Semestinya, produksi petani tidak dari pinjaman, sehingga mereka mampu menyediakan sarana produksi dengan dana sendiri. Petani harus mampu mengelola hasil pertaniannya hingga menjual sendiri dengan harga yang sudah tinggi.

Bila saat ini petani tidak memiliki lumbung untuk menyimpan hasil panennya, untuk mengatasinya harus bekerjasama dengan Bulog. Perusahaan milik negara itu juga harus menyediakan pengeringan gabah, sekaligus membeli  gabah petani dengan harga cukup memadai.