Datangkan 400 Sapi NTT, Kementan Ingin Harga Daging Turun

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 22 Februari 2016 | 22:39 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 326


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian menargetkan harga daging sapi hingga mencapai harga Rp 85.000 per kilogram dengan memotong jalur distribusi dan mekanisme pasar sehingga secara bertahap harga daging sapi yang masih ada di atas Rp 100.000 per kg bisa turun.

Guna menekan harga daging sapi, saat ini, sudah ada kapal ternak KM Camara Nusantara I yang rutin bolak balik Kupang-Jakarta, setidaknya dua kali dalam sebulan. Kapasitas sapi yang diangkutnya sebesar 500 ekor dalam sekali jalan.

Sebanyak 400 ekor sapi lokal asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diangkut dengan menggunakan kapal khusus ternak Camara Nusantara I yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada hari ini Senin.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, pihaknya menargetkan tahun depan jadwal perjalanan kapal ternak meningkat jadi dua hari sekali, dari saat ini sekali dalam dua pekan.

"Syukurlah pengapalan keempat sudah tiba. Tahun depan ada tujuh unit kapal ternak lainnya yang sudah kita pesan melalui Kementerian Perhubungan bisa segera selesai, kalau sudah selesai semua bertahap, nanti satu kali dalam dua hari ada satu kapal sapi di Jakarta. Ini yang akan ubah struktur pasar di Jakarta," ungkap Mentan Amran saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/2).

Dia berujar, dengan dua kali pengiriman rutin dalam sebulan saja, pihaknya sudah memenuhi 8 persen dari total sapi yang masuk ke rumah potong di Jakarta.

"Dulunya sapi lokal yang penuhi kebutuhan Jakarta hanya 3 persen, sekarang naik 8 persen atau meningkat dua kali lipat. Insya Allah kita ubah itu secara bertahap, supply chain sapi lokal dari NTT terlalu panjang, dan angkutnya lama setengah bulan, kita potong hanya lima hari. Dulu biaya angkutnya Rp 1,8 juta, sekarang Rp 350 ribu," ujar Amran.

Mentan Amran menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai perusahaan BUMN dan BUMD yang bergerak di bidang penyediaan pasokan sapi untuk menyediakan stok sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Menurutnya, dengan perjalanan yang hanya menempuh enam hari dari NTT, maka ongkos pengiriman sapi dan penyusutan dapat ditekan seminimal mungkin dan bobot sapi yang biasanya berkurang 20-30 persen dengan ongkos Rp1,8 juta karena membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan perjalanan.

"Sekarang ongkos perjalanan untuk satu ekor sapi hanya Rp 320 ribu dengan penurunan bobot sapi maksimal hanya 8 persen selama perjalanan, bila kapal semakin banyak, maka kami yakin harga sapi di pasaran lambat laun akan turun, memang tidak bisa langsung turun satu atau dua hari, butuh waktu tapi kami pastikan turun harga di pasaran," tambahnya.

Keseluruhan sapi yang diangkut di kapal ternak Cemara Nusantara I sebanyak 500 ekor sapi yang terdiri dari 300 ekor sapi Bali dari Pelabuhan Tenau (Kabupaten Kupang, NTT) dan 200 ekor sapi Sumba Ongole yang diangkut dari Pelabuhan Waingapu‎ (Kabupaten Sumba Timur, NTT) diberangkatkan pada Selasa (16/2) dan Rabu (17/2) lalu.

100 ekor sapi diantaranya sudah diturunkan terlebih dahulu di Pelabuhan Cirebon pada Minggu (21/2) kemarin, sedangkan 400 ekor sapi lainnya datang di Pelabuhan Tanjung Priok pada Senin pagi ini untuk kembali di distribusikan ke kandang penampungan milik perusahaan sapi.

Total ada empat perusahaan yang terlibat dalam pendatangan 500 ekor sapi dari NTT, yakni PT Berdikari (Persero), PD Dharma Jaya, dan dua perusahaan lokal asal NTT, yakni PT HD‎ dan PT Glori.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan harga di tingkat peternak sapi di lima daerah produsen sapi lokal, yakni NTT, NTB, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur terus ditingkatkan hingga Rp 4.000 per kg menjadi Rp 30.000 - 36.000 per kg untuk sapi hidup, sehingga kesejahteraan peternak sapi semakin meningkat.

Sapi potong jenis Sapi Bali asal NTT tersebut rata-rata memiliki bobot hingga 275 KG, sedangkan Sapi Ongole memiliki bobot rata-rata hingga 325 KG dengan menggunakan kapal khusus ternak.

"Dengan program tol laut yang dicanangkan Pak Presiden, kami harap masyarakat dapat membantu kestabilan harga di tingkat konsumen, peternak dapat menerima harga jual sapi yang lebih tinggi, sedangkan produsen juga ikut untung karena ongkos transportasi lebih terjangkau," tutupnya.