BKPM Dorong Realisasi Investasi Di Luar Pulau Jawa

:


Oleh R.M. Goenawan, Senin, 22 Februari 2016 | 22:30 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 361


Jakarta,InfoPublik - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengejar target realisasi investasi di 2016 mencapai Rp 594,8 triliun. Guna mendorong hal tersebut BKPM merencanakan konsolidasi antara pemerintah pusat dan daerah dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu.

“Konsolidasi dan koordinasi pusat dan daerah perlu dilakukan, karena keberhasilan investasi membutuhkan dukungan pemda,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, Senin (22/2).

BKPM memproyeksikan investasi tahun 2016 mencapai Rp 594,8 triliun, dengan kontribusi luar Pulau Jawa mencapai Rp 292,2 triliun atau 49,1 persen. Sedangkan pulau jawa mencapai Rp 302,6 persen.

Menurut Franky, untuk mendukung pemerataan pembangunan antar wilayah penanaman modal beberapa sektor yang akan didorong khususnya industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam seperti smelter, hilirisasi perkebunan dan kemaritiman.

Dari data BKPM, realisasai investasi di luar Pulau Jawa tahun 2015 mencapai Rp 248,7 Triliun atau 45,6 persen dari total investasi di Indonesia Rp 545,4 triliun. Sedangkan realisasi investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 297 triliun.

“Namun proporsi investasi di luar Pulau Jawa terus meningkat. Bila dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya.

Proyeksi investasi tahun 2016 tersebut akan terdistribusi di wilayah-wilayah di seluruh Indonesia. BKPM memproyeksikan, Sumatera sebagai wilayah dengan target terbesar mencapai Rp 90,2 triliun atau setara dengan 15,9 persen dari total target investasi yang masuk ke Indonesia.

Di posisi ketiga adalah wilayah Papua yang ditargetkan meraup investasi sebesar Rp 40,8 triliun atau setara dengan 6,9 persen dari total target investasi yang masuk ke Indonesia. Kemudian diikuti Sulawesi dengan target investasi sebesar Rp 38,1 triliun.

Selanjutnya posisi Bali dan Nusa Tenggara dengan nilai investasi Rp 24,9 triliun atau setara dengan 4,2 persen dari total investasi. Yang terakhir adalah Maluku dengan nilai Rp 9,5 triliun.

Sedangkan dari sisi sektor investasi, target tahun 2016 masih didominasi oleh sektor sekunder (industri dan manufaktur) dengan target mencapai Rp 313,5 triliun. Angka tersebut diikuti oleh sektor tersier (perdagangan dan jasa) dengan target Rp 183,7 triliun dan baru sektor primer (pertanian dan kehutanan) dengan target Rp 97,6 triliun.