:
Oleh Baheramsyah, Minggu, 21 Februari 2016 | 09:45 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 525
Jakarta, InfoPublik - Sehubungan melonjaknya stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, maka harga beras medium pun kini jatuh.
Ketua DPD Persatuan Penggilungan Padi (Perpadi) Jakarta, Nellys Soekidi dan Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang Zulkifl meminta secara resmi kepada Kepala Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta untuk segera menghentikan operasi beras yang dilakukan Bulog terhitung sejak 18 Februari 2016.
Nellys Soekidi mengatakan, stok beras di Pasar Induk Cipinang per 17 Februari 2016 sebesar 53.145 ton, melonjak 138 persen jika dibandingkan dengan periode Februari 2015.
Pada saat baru berakhirnya musim paceklik Januari 2016 ini juga malah terjadi penumpukan stok beras di enam pasar sentra beras di DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur.
Fakta melimpahnya beras ini telah menjadi “anomali pasar” yang layak mendapat perhatian. Mestinya para pakar dan pengamat jangan tiarap tetapi turun ke lapangan dan menelaah fenomena yang menarik ini. Pihak aparat hukum juga turun tangan bila ada sinyalemen terhadap permainan stok dan harga beras di pasar.
“Fakta sekarang menunjukkan bahwa data BPS memang benar adanya. Data BPS ARAM-II 2015 menyatakan produksi gabah 74,9 juta ton GKG itu lebih dari cukup untuk kebutuhan konsumsi. Buktinya, saat paceklik inipun, masih banyak stock beras dan banjir di pasaran. Dengan demikian diyakini ada juga stok yang ada di produsen, di penggilingan, dan konsumen serta di Bulog. Ada yang aneh dalam tata niaga beras ini,” ungkap Nellys dalam siaran tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/2).
Nellys lebih lanjut menyatakan bahwa Minggu IV Februari 2016 sudah memasuki musim panen dan Maret-April 2016 merupakan puncak panen raya dan diperikirakan siap membanjiri seluruh sentra pasar di Indonesia.
“Silahkan yang berminat, sekarang datang ke sini ribuan ton beras tersedia dengan harga beras Rp 7.200-.7.500 per kg. Operasi pasar beras Bulog yang telah dilaksanakan sejak 27 November 2015 hingga kini, atas kerjasama Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, selama ini berjalan lancar,” kata Nellys.
Harga beras yang sudah rendah ini jangan sampai turun lagi. Memasuki panen raya ini bila harga beras turun lagi, maka berdampak pada harga gabah dan petani menderita rugi. Kementerian Perdagangan dan Bulog untuk turun tangan melakukan upaya stabilisasi harga gabah dan beras saat panen raya ini.
Untuk diketahui saat ini sudah memasuki musim panen dan puncaknya akan terjadi bulan Maret-April 2016. Panen padi bulan Februari 2016 diprediksi 5,0 juta ton GKG setara 3,1 juta ton beras lebih dari cukup untuk kebutuhan konsumsi beras penduduk 2,6 juta ton per bulan.
“Bahkan pada Maret 2016 akan panen raya 12,6 juta ton GKG setara 7,9 juta ton beras. Demikian juga April panen di atas 12,0 juta ton GKG,” tambah Suwandi, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementan, secara terpisah.