Pertamina Pesan 8 Kapal, Iperindo : Momentum Kebangkitan Industri Maritim

:


Oleh R.M. Goenawan, Kamis, 21 Januari 2016 | 12:56 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 679


Jakarta, InfoPublik - Ikatan Perusahaan Produsen Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), mengapresiasi kebijakan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) yang menggunakan jasa pembangunan kapal di dalam negeri. Hal ini dinilai akan menggerakkan industri maritim.

“Galangan lokal mampu membangun tanker 17.500 deadweight tonnage (DWT), sudah terbukti karena beberapa kapal pesanan Pertamina dibangun di galangan anggota Iperindo,” ujar Ketua Umum Iperindo Eddy K Logam di Jakarta, Kamis (21/1).

Pertamina sebelumnya memesan delapan unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 DWT kepada tiga galangan kapal nasional, yaitu PT Anggrek Hitam Shipyard, PT Daya Radar Utama, dan PT Multi Ocean Shipyard.

Delapan kapal sebesar 200 juta dolar AS atau setara Rp 2,7 triliun tersebut akan didatangkan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2017.

Menurut Eddy, daya saing lokal harus ditingkatkan, karena itu Iperindo mendorong pemerintah menghapuskan bea masuk komponen kapal. "Selama ini industri galangan kapal telantar dan langkah Pertamina itu menjadi momentum kebangkitan industri maritim," ujarnya.

Pengamat migas dan perkapalan, Ibrahim Hasyim, menilai Pertamina memerlukan banyak kapal tanker untuk mengangkut minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM) dan gas. Dikarenakan kebutuhan tanker berbagai ukuran akan disesuaikan dengan jumlah kargo yang diangkut, letak lokasi pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar serta kedalaman alur laut Indonesia.

"Ini penting dalam mendukung bisnis, membangun efisiensi dan membangun ketahanan energi nasional," katanya.

Menurut Ibrahim jumlah tanker yang disewa Pertamina lebih banyak dari tanker milik. Pembangunan tanker baru selain untuk meremajakan tanker tua juga menambah kapal milik, sehingga mencapai rasio tertentu dalam rangka membangun posisi tawar sehingga harga sewa tidak mudah dipermainkan.

“Untuk efisiensi operasi bisa menggunakan jasa ship management. Kalau itu bisa dilakukan semestinya kapal milik lebih murah,” katanya.