:
Oleh Wandi, Selasa, 19 Januari 2016 | 08:42 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 298
Jakarta, InfoPublik - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin membaik pada 2016. Meski ada tragedi Bom Thamrin di awal 2016, tetap ke depan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bertumbuh.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat ekonomi Indonesia semakin membaik, pasca-krisis pada 2015, pemerintah tetap menggenjot pembangunan infrastruktur dan berlanjut di 2016. Pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 4,7 persen pun masih stabil dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 1998 dan 2008. Kemudian, lanjut Tito, rencana tax amnesty diharapkan dana masuk sekira Rp2.000 triliun dana masuk ke Indonesia. "Insya Allah investor melihat ini dengan positif dan memberikan kepercayaan bahwa apapun yang terjadi di Indonesia, tetap kuat," ujarnya di Bursa Efek Indonesia, Minggu (17/1).
Lebih lanjut Tito menjelaskan, langkah pemerintah dengan mengurangi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat daya beli masyarakat pun semakin meningkat. Menurutnya, setiap Rp100 penurunan subsidi ada peningkatan Rp4 triliun daya beli masyarakat. "Jadi bayangkan daya beli masyarakat bertambah 15 triliun tahun," katanya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi penurunan Rp150 pada premium. Pasalnya, konsumsi bensin per tahun mencapai 30 juta kl. "Jika ada penurunan maka ada daya beli masyarakat dan ada peningkatan dana masuk," jelasnya.
Sementara itu, kebijakan pariwisata terkait dengan pembebasan visa dan adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dipastikan mengangkat aktivitas ekonomi. "Semoga ada penurunan suku bunga lagi. BI pernah bilang masih ada ruang penurunan lagi, kita tunggu," ujarnya