:
Jakarta, InfoPublik - Indonesia kembali kedatangan 1.257.750 dosis vaksin Pfizer. Vaksin yang masuk tahap 201 ini tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten pada Sabtu (22/1/2022) pukul 19.30 WIB.
Vaksin Pfizer tersebut merupakan donasi dari COVAX Facility. Kedatangan ini sekaligus menandai keberhasilan diplomasi multilateral Indonesia dalam penanganan pandemi, termasuk di dalamnya adalah tentang ketersediaan vaksin.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mendorong masyarakat berpartisipasi dalam upaya menuntaskan pandemi salah satunya dengan vaksinasi anak.
Dia menyebut bahwa vaksinasi sudah memiliki sejarah panjang dan telah berhasil menekan jumlah kasus penyakit-penyakit yang mematikan dan membuat cacat seperti polio.
"Salah satu temuan atau prestasi dunia medis yang sangat cemerlang ya vaksinasi ini, karena bedanya sangat jauh sebelum dan sesudah ditemukan vaksin," ujar Piprim dalam Seminar Media IDAI tentang vaksin COVID-19 pada anak, diikuti di Jakarta, Sabtu (22/1/2022).
"Vaksin COVID-19 ini tidak jauh berbeda dengan vaksin-vaksin yang sudah ada sebelumnya," tambahnya.
Dia mendorong pers ikut berkontribusi dalam program vaksinasi COVID-19 termasuk yang menyasar anak. Hal itu karena peran media yang besar untuk mendukung program vaksinasi, karena tidak mungkin hanya dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), atau Kementerian Kesehatan.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar penggunaan dosis rendah vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech untuk anak berusia 5-11 tahun diperluas.
Rekomendasi itu muncul setelah Kelompok Ahli Penasihat Strategi (SAGE) untuk imunisasi mengelar rapat evaluasi vaksin tersebut pada Rabu lalu. Saat ini Vaksin Pfizer/BioNTech direkomendasikan untuk digunakan pada orang berusia 12 tahun ke atas.
Dosis untuk anak-anak sebesar 10 mikrogram, bukan 30 mikrogram yang diperuntukan bagi orang berusia di atas 12 tahun. "Kelompok usia ini (5-11 tahun) menjadi prioritas paling belakang dalam penggunaan vaksin, kecuali anak-anak yang memiliki riwayat penyakit bawaan," kata pimpinan SAGE Alejandro Cravioto, Jumat (21/1/2022), seperti dikutip Reuters.
Panel WHO ini juga mengimbau agar vaksin booster COVID-19 diberikan setelah 4-6 bulan setelah dosis kedua pada kelompok paling prioritas seperti orang tua dan petugas medis.
Pihak Pfizer mengatakan, uji klinis vaksin Pfizer terhadap anak usia 5-11 tahun telah dilakukan dengan melibatkan 2.268 peserta. Dalam uji itu, takaran yang diberikan adalah sepertiga takaran dosis remaja dan dewasa. Peserta diberi dua dosis vaksin dengan interval 21 hari.
Dua suntikan dosis 10 mikrogram menghasilkan tingkat antibodi yang setara dengan uji coba pada kelompok usia 16-25 tahun. Adapun efek samping yang dirasakan oleh peserta adalah sakit pada lengan, demam, serta pegal-pegal.
(Foto Taufiq Rauf/InfoPublik)