:
Oleh Eko Budiono, Rabu, 17 Februari 2021 | 17:24 WIB - Redaktur: Untung S - 544
Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri.(Menlu) Retno Marsudi menyampaikan keprihatinan Indonesia terkait kondisi terkini di Myanmar, yang juga anggota perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara ( ASEAN).
"Teman-teman dari pertama terjadinya perkembangan terbaru di Myanmar, saya terus melakukan komunikasi dengan teman-teman saya, para menteri luar negeri ASEAN, serta para menteri luar negeri dari banyak negara dan juga utusan khusus Sekjen PBB untuk isu Myanmar," kata Menlu Retno usai press briefing secara virtual, Rabu (17/2/2021).
Retno mengimbau prinsip-prinsip untuk membantu Myanmar, yaitu tetap menghormati prinsip tanpa campur tangan atau non-interference, mengutamakan constructive engagement, mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar, dan berkontribusi mencari solusi terbaik bagi rakyat Myanmar
"Termasuk membantu transisi demokrasi yang melibatkan semua stakeholders atau transisi demokrasi secara inklusif," ungkapnya.
"Sebagai satu keluarga, keluarga ASEAN, menjadi kewajiban setiap negara ASEAN untuk menghormati apa yang tertera di dalam ASEAN Chapter," tegasnya
Menlu Retno menguraikan dalam Artikel 1 Ayat 7 dari ASEAN Chapter mengatakan, "to strengthen democracy inhance good governance and the rule of law and promote and protect human rights and fundamental freedom" atau untuk memperkuat demokrasi untuk membentuk pemerintahan yang baik, serta mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan yang mendasar.
Artikel inilah yang dirujuk dalam statement Indonesia dan statement ketua ASEAN dalam menanggapi situasi di Myanmar.
"Indonesia yakin, bahwa mekanisme ASEAN adalah mekanisme yang paling tepat untuk dapat membantu Myanmar," ujarnya.
Menurutnya, dorongan internasional terhadap ASEAN disebutkan juga sangat tinggi.
Antara lain dalam press statement DK PBB pada 4 Februari 2021, dan resolusi special session ke-29 dari Dewan HAM PBB mengenai Human Rights Implication of the Crisis in Myanmar yang diselenggarakan pada 12 Februari 2021.
"Dukungan terhadap ASEAN juga disampaikan oleh utusan khusus Sekjen PBB, Menlu Inggris, Australia, India, Jepang, dan banyak lagi," katanya.
Menlu menegaskan, kewajiban Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN untuk melakukan konsultasi dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya membahas apa yang dapat dilakukan oleh ASEAN.
Menlu Blinken dan Menlu Retno sama-sama prihatin atas kudeta di Myanmar.
Myanmar saat ini sedang diselimuti unjuk rasa yang sudah berlangsung setelah kudeta militer pada 1 Februari 2021. (Foto: Kemlu)