Menlu: Pemberdayaan Perempuan Miliki Peran Penting untuk Perdamaian

:


Oleh Eko Budiono, Minggu, 15 November 2020 | 14:11 WIB - Redaktur: Isma - 624


Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menegaskan bahwa isu pemberdayaan perempuan sangat penting bagi perdamaian dunia.

Isu ini pun tidak memandang laki-laki atau perempuan, karena menurutnya isu kesetaraan gender merupakan isu bersama.

Hal itu Menlu Retno sampaikan pada kesempatan menghadiri pertemuan ASEAN Women Leader Summit dalam rangka KTT ASEAN ke-37.

"Diplomasi Indonesia sangat aktif dalam mengedepankan isu pemberdayaan perempuan. Indonesia juga sangat aktif untuk isi women, peace and security," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media secara virtual,  Minggu (15/11/2020).

Menurut Menlu, Indonesia aktif dalam mengarusutamakan peran perempuan dalam perdamaian.

Pada saat menjadi presiden Dewan Keamanan PBB pada Mei lalu, Indonesia menginisiasi satu resolusi baru mengenai women peacekeeperatau pasukan perempuan penjaga perdamaian.

"Resolusi ini merupakan resolusi pertama Dewan Keamanan PBB yang membahas mengenai penjaga perdamaian perempuan," ujar Menlu Retno.

Selain itu,  dalam pertemuannya di ASEAN Women Leader Summit, Menlu Retno menyampaikan bahwa ASEAN hanya memiliki waktu empat tahun untuk mencapai ASEAN Community Vision 2025, yakni cita-cita ASEAN untuk memiliki masyarakat yang inklusif.

Menurutnya, hal itu hanya dapat dicapai dengan mendorong isu kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan.

"Negara ASEAN harus terus menjalankan perkembangan positif di berbagai bidang. Contohnya yaitu isu kesetaraan gender telah berada di semua konstitusi negara anggota ASEAN," ujarnya.

Namun demikian, Retno menegaskan bahwa penting untuk terus melakukan perbaikan termasuk di dalam implementasi kebijakan terlebih soal perempuan. Oleh karena itu, sambungnya, untuk terus mendorong kemajuan kesetaraan gender, maka diperlukan perubahan cara pikir maupun perubahan mindset.

"Salah satu cara terpenting untuk mengubah mindset adalah melalui pendidikan," katanya.

Menurutnya, jejaring kerja atau network antara perempuan penting untuk digerakkan. Para perempuan penting untuk saling memberikan inspirasi dan berbagi pengalaman.

Retno menyontohkan, jaringan kerja antara para menteri luar negeri perempuan yang sangat kokoh dalam memperjuangkan isu kesetaraan pemberdayaan perempuan. Salah satu keaktifan Indonesia di dalam memperkuat jejaring kerja ini pun telah tercetus dengan membuat Southeast Asia Woman Negotiator and Mediators Network.

Retno menyampaikan pada pertemuan tersebut Indonesia juga melakukan pelatihan pada tingkat kawasan untuk para diplomat perempuan. Dia menegaskan kolaborasi antara jejaring kerja perempuan harus terus diperkuat sebagai bagian dari global alliance for women and security atau aliansi global untuk wanita dan keamanan.

"Selain itu kita juga harus membangun kemitraan dengan lingkungan kita termasuk dengan kaum laki-laki," katanya.

(Foto: Kemlu)