Menlu Dorong Kerja Sama RI dengan Amerika Latin

:


Oleh Eko Budiono, Senin, 9 November 2020 | 15:31 WIB - Redaktur: Untung S - 660


Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, mendorong penguatan hubungan kerja sama antara Indonesia, dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Salah satu upaya untuk memperkuat hubungan tersebut adalah melalui peluncuran platform digital Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC).
  
"Forum bisnis ini dapat menjadi katalis dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia," kata Menlu Retno, saat membuka Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum 2020 secara virtual pada Senin, (9/11/2020).

Menlu Retno mengatakan, Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia harus terus memperkuat kerja sama, terutama di tengah pandemi virus korona (Covid-19) saat ini. Menjelang berakhirnya 2020, sambung Menlu Retno, pandemi Covid-19 belum memperlihatkan tanda-tanda melambat, sehingga kerja sama antar negara harus diperkuat.
 
Sejak awal pandemi pada akhir 2019, jumlah kasus Covid-19 di kancah global melonjak ke angka 1 juta hanya dalam kurun waktu dua bulan.

Pandemi ini berimbas ke semua negara di dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 
Terkait pandemi ini, Menlu Retno menegaskan tidak ada satu pun negara di dunia yang dapat menghadapinya seorang diri.
 
"Kita harus memperkuat paradigma kerja sama. Di tengah tantangan ini, kita tidak punya opsi lain selain bekerja sama dan membangun kepercayaan untuk mendorong multilateralisme," ujarnya.
 
Mengenai kerja sama Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia, Menlu Retno mendorong kedua kawasan menetapkan visi bersama. Kerja sama yang terjalin saat ini dinilai belum merefleksikan potensi penuh kedua kawasan.
 
Nilai kerja sama dari Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia hanya berkisar dua persen dari total perdagangan RI dengan seluruh mitranya.

Sementara untuk Amerika Latin dan Karibia, nilai kerja sama dengan Indonesia hanya 0,34 persen dari total angka perdagangannya dengan seluruh mitra mereka.
 
"Kita harus beradaptasi terhadap pendekatan baru dan menciptakan terobosan (dalam kerangka INALAC)," katanya.
 
Untuk mendorong potensi INALAC, Menlu Retno meyakini ada tiga isu yang harus menjadi fokus bersama. Pertama, Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia harus membuat lebih banyak kesempatan dan peluang kerja sama di berbagai bidang.
 
Kedua, INALAC juga harus mampu menggali berbagai kesempatan di bidang digital ekonomi. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia, mengaku siap bekerja sama dengan Amerika Latin dan Karibia.
 
"Ketiga, kita perlu melembagakan INA-LAC ini," tambahnya. (Foto: Kemlu)