:
Oleh Eko Budiono, Sabtu, 17 Oktober 2020 | 19:17 WIB - Redaktur: Isma - 1K
Jakarta, InfoPublik - Indonesia dan Maroko memiliki kedekatan corak keIslaman yang telah terjalin sejak masa lampau, dan berlangsung hingga kini.
Hal tersebut disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Maroko, Hasrul Azwar, usai seminar daring “Khazanah Interaksi Keilmuan Islam Indonesia dan Maroko" yang diselenggarakan oleh Kemlu dan KBRI Rabat bekerja sama dengan Kedutaan Besar Maroko di Jakart.
“Di abad ke 13, Ibnu Battuta, seorang ilmuwan dan penjelajah asal Maroko, telah berlayar sampai ke Aceh di tahun 1345," kata Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Maroko, Hasrul Azwar, dalam sambutannya, Sabtu (17/10/2020).
Para narasumber yang merupakan para civitas akademika dari Indonesia dan Maroko yaitu Prof. Amani Lubis, Dr. Eka Putra Wirman, Dr. Mohammed Rougi dan Dr. Khalid Zahry juga menjelaskan interaksi keilmuan yang telah terjalin antara Indonesia dan Maroko, baik di masa lalu hingga sekarang.
Sementara itu, Prof. Amani Lubis menyatakan, saat ini Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dalam proses merealisasikan rencana pendirian Pusat Studi Indonesia di Universitas Ibn Tufail, Quneitra, Maroko.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik dari Maroko sebagai penyebar agama Islam pada abad ke-16, juga adanya penggunaan kitab-kitab karangan ulama Maroko di pesantren-pesantren Indonesia dan tersebarnya tarekat Tijaniyah asal Maroko di Indonesia, menegaskan interaksi budaya Islam di Indonesia dan Maroko di masa lampau.
Di masa sekarang, salah satu titik tautnya adalah mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di berbagai universitas di Maroko serta partisipasi ulama Indonesia sebagai pembicara pada acara durus hasaniyyah atau pengajian.
Seminar daring ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan hubungan diplomati Indonesia dan Maroko. Selanjutnya akan diselenggarakan seminar daring kerja sama antar Pemerintah Daerah di kedua negara pada 22 Oktober 2020, virtual business meeting atau pertemuan bisnis virtual, penayangan film nasional hingga pameran kebudayaan kedua negara.
(Foto: Kementerian Luar Negeri)