Pelaku Pengeboman di Filipina Bukan WNI

:


Oleh Eko Budiono, Kamis, 27 Agustus 2020 | 21:05 WIB - Redaktur: Isma - 664


Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi,menegaskan, kedua pelaku pengeboman bunuh diri di Jolo, Filipina adalah warga lokal. Awalnya, ada dugaan pelaku pengeboman salah satu tempat di Jolo adalah warga negara Indonesia (WNI).

"Sesuai informasi Western Mindanao Command (Westmincom) pelaku bom bunuh diri adalah dua orang wanita yang merupakan warga lokal," kata Menlu Retno dalam keterangannya, pada Kamis (27/8/2020).

Menlu merinci bahwa pelaku pengeboman bunuh diri pertama diidentifikasi sebagai istri pelaku pengeboman bunuh diri di Jolo pada Juni 2019. Sementara, pelaku kedua diidentifikasi sebagai istri dari seorang anggota Abu Sayyaf.

"Otoritas setempat masih terus melakukan investigasi dan indentifikasi lebih lanjut. Kami akan terus melakukan juga koordinasi dengan mereka," urainya.

Pada Senin (24/8) terjadi insiden dua ledakan bom, pertama serangan bom dan kedua pengeboman bunuh diri yang telah menyebabkan korban jiwa.

Dalam kesempatan pengarahan media ini, Menlu Retno menyampaikan ucapan duka cita belasungkawa dan simpati kepada keluarga korban, pemerintah dan rakyat Filipina.

Sesuai dengan informasi yang diterima, sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban jiwa dalam kedua insiden pengeboman bunuh diri tersebut.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia termasuk melalui KBRI Manila dan KJRI Davao terus berkoordinasi dengan otoritas Filipina dan memantau perkembangan peristiwa ini dengan seksama.

Dua bom terpisah terjadi di Jolo, Filipina Senin lalu. Ketika pihak berwenang masih menyelidiki serangan bom di tempat kejadian pertama, terjadi ledakan lain sekitar 100 meter dari lokasi pertama.

Ledakan kedua menimbulkan lebih banyak korban, termasuk seorang perempuan yang melakukan bom bunuh diri.

Berdasarkan laporan terakhir, 16 orang tewas dalam ledakan tersebut termasuk tujuh tentara tentara, satu polisi, enam warga sipil, dan dua tersangka pelaku bom bunuh diri.

Sebanyak 78 orang diyakini terluka termasuk 24 tentara, enam polisi, dan 48 warga sipil. Komandan Satgas Gabungan Sulu, William Gonzales, mengatakan beberapa korban adalah anak-anak.

(Foto: Kemlu)