:
Oleh Eko Budiono, Rabu, 3 Juni 2020 | 17:26 WIB - Redaktur: Untung S - 700
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan semua warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) dalam keadaan aman.
"Berdasarkan informasi terakhir dari perwakilan RI di AS bahwa tidak ada WNI yang terdampak dari proses demo yang ada di lebih dari 140 kota di AS," kata Direktur Perlindungan WNI - Badan Hukum RI (PWNI-BHI) Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam konferensi pers mingguan Kemenlu secara virtual, Rabu (3/6/2020).
Judha mengatakan, berdasarkan data terkahir dari enam perwakilan RI di seluruh AS, yakni KBRI Washington DC, KJRI San Francisco, KJRI Los Angeles, KJRI Chicago, KJRI New York, KJRI Houston, total WNI yang menetap di seluruh AS ada 142.141 jiwa. Jumlah itu yang tercatat dan lapor diri di perwakilan RI di AS.
Seluruh perwakilan RI di AS telah memperluas komunikasi dengan berbagai macam komunitas yang berada di AS termasuk melalui virtual untuk memantau kondisi WNI.
"Alhamdulilah hingga saat ini kondisi WNI baik dan aman termasuk akses kepada jaringan kesehatan yang ada di AS," tuturnya.
Imbauan-imbauan juga telah diberikan oleh seluruh perwakilan RI di AS yang meminta untuk para WNI tetap tenang, tidak keluar rumah, mengikuti arahan dari otoritas setempat dan selalu memantau komunikasi dengan seluruh perwakilan RI di AS termasuk jika ada keadaan darurat melalui hotline perwakilan RI terdekat.
Ditanya soal beredarnya sebuah foto pendemo di media sosial di AS yang merusak properti yang lengannya tergambar peta Indonesia, Judha mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan merupakan warga negara AS.
Gelombang protes atas kematian Flyod meluas di berbagai kota di AS bahkan di dunia. Protes dipicu oleh kematian Floyd dilutut perwira polisi Derek Chauvin.
Kematian Floyd adalah kasus terbaru dari kebrutalan polisi terhadap pria kulit hitam yang tertangkap dalam rekaman video.
Hal ini memicu protes atas rasisme dalam penegakan hukum AS. Insiden baru ini juga menghidupkan kembali ketegangan rasial yang membara di sebuah negara yang terpecah secara politis yang telah terpukul oleh pandemi corona dengan orang Afrika-Amerika menyumbang jumlah kasus yang sangat tinggi.
Hingga kini, puluhan kota di seluruh AS tetap berada di bawah perintah jam malam yang tidak terlihat sejak kerusuhan usai pembunuhan Martin Luther King Jr tahun 1968.
Presiden Donald Trump pun mengultimatum menggunakan militer untuk menghentikan demo.
Sebelumnya, Kemlu mengharapkan semua WNI di AS mematuhi protokol keamanan, terkait unjuk rasa yang berujung kerusuhan akibat kematian warga kulit hitam, George Flyod.
"Intinya, kami mengingatkan terus agar WNI mengindahkan ketentuan dari otoritas setempat, seperti tidak keluar tempat tinggal saat penerapan jam malam," kata juru bicara (Jubir) Kemlu, Teuku Faizasyah.
Menurut Faizasyah, pihaknya berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) setempat.
Faizasyah menyebutkan Menlu Retno Marsudi, meminta pihak KBRI dan KJRI memastikan keselamatan para WNI.
"Pemerintah Indonesia mengikuti dari dekat perkembangan di AS menyusul insiden yang terjadi di Minnesota. Hal ini utamanya dikaitkan dengan upaya perlindungan WNI," tuturnya.
Selain itu, perwakilan Indonesia di AS telah mengeluarkan peringatan dan imbauan kepada WNI di sana dan juga menghubungi simpul-simpul masyarakat dari waktu ke waktu. (Foto : ANTARA FOTO/REUTERS/Eric Miller/wsj/cfo)