Lebaran, Konsumsi Avtur Naik 40 Persen

:


Oleh Eko Budiono, Kamis, 19 Mei 2022 | 06:53 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 297


Yogyakarta, InfoPublik - PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyatakan kenaikan konsumsi avtur atau bahan bakar pesawat sebesar 40 persen selama Lebaran 2022.

Hal tersebut disampaikan Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deny Djukardi, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (18/5/2022).

Menurut Deny, kenaikan terjadi dari 860 kiloliter (kl) pada  Maret 2022, menjadi 1.200 kl saat Satgas Ramadan dan Idulfitri (RAFI) 2022 yang berlangsung sejak 11 April 2022 hingga 16 Mei 2022.

"Kami berterima kasih kepada seluruh instansi pemerintah, BUMN, BUMD, aparat kepolisian dan TNI yang telah mendukung distribusi energi Pertamina kepada masyarakat selama Ramadan hingga perayaan Idulfitri melalui kegiatan mudik dan arus balik," kata Deny.

Sementara itu, Penanggung Jawab Sementara (Pjs) Operation Head Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai - Bali, Putu Diatmika mengatakan kenaikan konsumsi Avtur salah satunya karena kondisi perekonomian di sektor pariwisata semakin membaik, yang mendorong pemulihan industri migas, khususnya avtur.

Putu mengakui penyaluran avtur pada saat pandemi COVID-19 sempat anjlok hingga 90 persen.
 
Namun kini sudah hampir kembali normal seperti sebelum pandemi.

"Penyaluran Avtur kami sudah stabil di angka 580 kl per hari, bahkan sempat 600 kl per hari selama masa Lebaran atau naik 40 persen dibandingkan tahun lalu," katanya.

DPPU Ngurah Rai, kata Putu, memiliki 7 tanki dengan total kapasitas penyimpanan 24.300 kl dan memiliki 23 mobil pengisian. Sedangkan ketahanan pasokan rerata hingga 3 minggu. 
 
"DPPU Ngurah Rai memiliki peran penting dalam penyaluran avtur di Indonesia, karena merupakan yang terbesar kedua setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta," katanya.

Putu menambahkan penjualan saat ini juga sudah mencapai 2 kali lipat, jika dibanding dengan awal 2022 yang mengalami penurunan hingga 300 kl.
 
Hanya saja, katanya, peningkatan penjualan tersebut masih jauh jika dibandingkan masa sebelum COVID-19.
 
(Foto: Pertamina)