Penggunaan Stocking Pressure Cegah Faktor Resiko Kesehatan Jemaah Haji di Penerbangan

:


Oleh Putri, Kamis, 23 Juni 2022 | 21:34 WIB - Redaktur: Untung S - 233


Jakarta, InfoPublik - Jemaah haji menempuh perjalanan yang cukup panjang untuk sampai ke tanah suci. Setidaknya dibutuhkan 9-12 jam penerbangan dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jedah, begitu pun sebaliknya saat kepulangan nanti.

Panjangnya waktu perjalanan dan kondisi lingkungan udara yang berbeda dengan lingkungan daratan akan berpengaruh pada kondisi kesehatan jemaah haji.

Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Itah Sri Utami seorang dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan menyampaikan beberapa gejala yang harus diwaspadai yaitu bengkak di area tungkai, adanya nyeri atau kram, serta kesemutan.

“Salah satu tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan penggunaan Stocking pressure atau kaus kaki elastik tekan,” kata Itah melalui keterangan resminya yang dikutip InfoPublik Kamis (23/6/2022).

Ia melanjutkan, jika naik pesawat dalam kondisi statis, kurang dalam pergerakan hanya duduk saja di kursi penumpang tanpa melakukan mobilisasi (berjalan atau melakukan peregangan dalam pesawat) dapat terjadi risiko penggumpalan darah ditungkai.

Namun jika menggunakan stocking pressure, metabolisme aliran darah akan lebih lancar keatas, tidak menumpuk di tungkai. Oleh karenanya selain penggunaan stocking pressure, jemaah juga disarankan juga untuk melakukan mobilisasi seperti senam peregangan.

Selain itu, jemaah juga diminta untuk mempersiapkan tubuhnya untuk siap dan sehat berhaji. Salah satu caranya adalah segera berkonsultasi dengan dokter segera setelah mendapatkan nomor porsi atau nomor antrian keberangkatan.

“Sehingga jika memang ada komorbid, jemaah sudah terbiasa untuk minum obat secara rutin untuk mengurangi risiko penyakit yang diderita,” kata Itah.

Faktor risiko yang bisa dialami jemaah selama dalam perjalanan udara. Antara lain adalah dehidrasi, gangguan pernapasan, sinusitis, gangguan kardiovaskuler, deep vein thrombosis (DVT) akut dan lain-lain.

DVT bisa saja menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian jemaah selama penerbangan. DVT adalah kondisi terjadinya penggumpalan atau pembekuan darah di pembuluh darah vena, biasanya muncul di area betis dan paha.

Kondisi ini tidak dapat dianggap sepele karena dapat saja menyebabkan kematian. Kematian terjadi akibat emboli pada pembuluh darah yang menggumpal.

Foto: Kemenkes