:
Oleh Taofiq Rauf, Rabu, 16 November 2022 | 13:43 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 433
SIARAN PERS NO.102/SP/TKMG20/11/2022
TIM KOMUNIKASI DAN MEDIA G20
Diplomasi Mangrove ala Jokowi di KTT G20
(Nusa Dua, 16 November 2022) – Presiden Joko Widodo mengajak pimpinan delegasi, termasuk kepala negara dan kepala pemerintahan menanam benih mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Rabu. Merupakan bagian dari komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup.
Sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia yaitu 3,3 juta hektare hutan, ujar Presiden, Indonesia ingin berkontribusi kepada perubahan iklim dunia. Tahura Ngurah Rai adalah contoh success story bagaimana 1.300 hektare hutan mangrove ditanam, diperbaiki, dipelihara.
“Yang ini sebelumnya adalah area tambak ikan, area yang terabrasi. Kemudian sekarang menjadi rumah bagi rumah 33 spesies pohon mangrove yang juga menjadi rumah bagi lebih dari 300 fauna seperti ikan, udang, burung, monyet, ular. Semua bisa hidup di hutan mangrove,” kata Presiden dalam keterangan pers usai mengunjungi Tahura bersama para Pemimpin G20, Rabu (16/11/2022), dikutip dari youtube Sekretariat Presiden.
Penanaman mangrove berlangsung dalam suasana santai. Presiden Jokowi dan para tamu negara hampir seluruhnya mengenakan kaus berkerah warna putih lengan panjang dengan logo G20 di dada kiri.
Prosesi penanaman berlangsung sekitar pukul 11.00 WITA. Para pemimpin berbaris di bibir undakan kayu dengan bibit mangrove masing-masing. Secara serempak mereka memasukkan bibit ke lubang yang disediakan dan menutupnya menggunakan cangkul.
Pada sesi penanaman mangrove ini, Presiden Jokowi diapit Perdana Menteri India Narendra Modi di kanan dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen di sisi kiri. Hadir juga Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.
Setelah menanam bibit, Presiden Jokowi kemudian mengajak tamu negara berkeliling Tahura Ngurah Rai. Keakraban dan suasana santai terlihat sepanjang mereka berkeliling. Para pemimpin delegasi saling bertukar teman berbincang.
Presiden Jokowi, misalnya, tampak beberapa kali berbincang dengan Joe Biden yang berjalan di baris terdepan. Di belakang keduanya, Narendra Modi juga tampak berbincang santai dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Jokowi juga mengajak para pemimpin melihat lokasi penangkaran bibit mangrove. Presiden bahkan beberapa kali berjongkok mengambil dan memperlihatkan bibit bakau kepada para tamu. Seusai berkeliling, Presiden mengajak para pemimpin untuk beristirahat dan menyantap makanan yang disediakan.
Acara penanaman mangrove bersama ini sebagai bentuk komitmen bersama untuk mengatasi perubahan iklim global yang sesuai dengan tema G20 Recover Together, Recover Stronger. Mangrove dikenal mampu menyerap karbon, memproteksi daratan dari erosi, menjadi hunian biota laut, dan mencegah abrasi laut.
Indonesia sendiri adalah negara dengan hutan mangrove terluas di dunia. dengan luas mencapai 3,3 juta hektare (Ha). Menyusul Brasil dengan 1,3 juta Ha, lalu diikuti Nigeria (1,1 juta Ha), Australia (0,97 juta Ha), dan Bangladesh (0,2 juta Ha).
Tentang #G20Updates:
Berbagai produk komunikasi yang disiapkan oleh Tim Komunikasi dan Media G20. Bertujuan untuk menyediakan informasi yang komprehensif mengenai persiapan dan isu-isu yang berkaitan dengan KTT G20 yang diadakan di Bali, Indonesia pada 15-16 November 2022.
*
Narahubung:
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong (0816785320).
Dapatkan informasi lainnya di https://indonesia.go.id/g20/ dan https://infopublik.id/kategori/g20
Caption: Presiden Joko Widodo (kanan) bersama pemimpin negara G20 dan organisasi internasional bersiap menanam mangrove dalam rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (16/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Galih Pradipta/nym.