:
Oleh Taofiq Rauf, Sabtu, 5 November 2022 | 00:27 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 440
Denpasar, InfoPublik - Krisis energi dan pangan yang sedang melanda dunia masih berlanjut. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meyakini keberadaan minyak sawit sebagai penyelamat di tengah krisis energi, yang belum tahu kapan akan berakhir.
Pertemuan kepala negara G20 pun menjadi momentum bagi Indonesia untuk semakin memperkokoh posisinya sebagai produsen sawit terbesar di dunia.
"Tidak ada dasar bagi negara lain untuk menghentikan penggunaan CPO Indonesia dengan alasan tidak berkelanjutan, produksi kita sudah memiliki sertifikasi,’’ ujar Ketua bidang Komunikasi Gapki Tofan Mahdi, saat dihubungi Jumat (4/11/2022).
Minyak sawit kembali menjadi perhatian semua negara ditengah-tengah turunnya produksi minyak nabati secara global. “Menjadi momentum bagi CPO Indonesia untuk mengarahkan industri,” tegasnya.
Kementerian perekonomian mencatat sekitar 85% pasokan minyak sawit global disumbang oleh Indonesia. Petani kecil menghasilkan berkisar 40% dari total tersebut. Minyak sawit tersebut juga dipakai untuk menghasilkan sekitar 40% dari total kebutuhan minyak nabati dunia, yang setiap tahunnya mengalami kenaikan cukup tinggi.
Seretnya pasokan minyak nabati telah menyebabkan kenaikan sebagian besar harga bahan pangan termasuk harga minyak goreng di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu pemicu naiknya tekanan inflasi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejak Januari hingga Oktober 2022, inflasi sebesar 4,73%, naik cukup tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,93%. Sejumlah negara maju termasuk Uni Eropa telah berkomitmen untuk menghentikan penggunaan crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah asal Indonesia untuk mengurangi aktifitas penebangan hutan dan emisi gas rumah kaca.
Padahal, sebagian besar perkebunan sawit Indonesia termasuk perkebunan milik rakyat sudah mengikuti prinsip-prinsip yang berkelanjutan. Penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) atau Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan menjadi salah satu bentuk komitmen Indonesia untuk menghasilkan CPO yang ramah lingkungan.
Salah satu kriteria untuk bisa mendapatkan sertifikat ini adalah tidak menebang atau mengalihkan fungsi hutan menjadi perkebunan sawit baik oleh korporasi maupun perorangan. Gapki pun berharap dengan melihat kondisi terkini, saat minyak sawit menjadi komoditas yang dicari oleh dunia, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan akan lebih adaptif dan supportif, termasuk di dalam negeri. Sehingga produksi minyak sawit Indonesia semakin berkelanjutan.
Tentang #G20Updates:
Merupakan konferensi pers rutin yang digelar Tim Komunikasi & Media G20. Digelar dua kali dalam sepekan, setiap Selasa dan Kamis dengan narasumber yang berbeda. Tujuannya untuk menyiapkan KTT G20 di Bali. (Tim Komunikasi dan Media G20/TR)