Gurihnya Rebok Bukit Porong di Pertemuan Ketiga DEWG G20 Labuan Bajo

:


Oleh Jhon Rico, Rabu, 20 Juli 2022 | 13:40 WIB - Redaktur: Untung S - 224


Labuan Bajo, InfoPublik - Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 di Labuan bajo tampak istimewa. Gurihnya "Rebok Bukit Porong" salah satu makanan tradisional khas Manggarai yang sudah ada sejak tahun 40-an turut hadir memanjakan delegasi dan tamu undangan.

Pertemuan yang digelar pada 20-22 Juli 2022 di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memang ikut melibatkan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Porong, Desa Wisata Coal Labuan Bajo, Rony Sumarno, menjelaskan makanan itu merupakan salah satu oleh-oleh legendaris khas Labuan Bajo.

Rebok Bukit Porong diolah sangat sederhana dengan bahan dasar tepung beras yang dikombinasikan dengan gula merah, parutan kelapa dan susu.

"Dia dikombinasi sedemikian rupa sehingga rasanya gurih (manis) dan enak. Itu bisa dijadikan snack dan dapat dibawa ke mana-mana, sebagai oleh-oleh juga bisa. Daya tahanya bisa sampai satu bulan," kata Rony Sumarno kepada InfoPublik, Rabu (20/7/2022).

Selain sebagai snack, Rebok itu juga sudah dijadikan makanan atau sarapan pagi di beberapa hotel berbintang di Labuan Bajo. Bahkan, Rebok Bukit Porong sudah dapat ditemui di beberapa toko oleh-oleh di sekitar Labuan Bajo.

Menurut dia, event 3rd DEWG Meeting G20 itu menjadi kesempatan untuk mempromosikan gurihnya Rebok Bukit Porong kepada para delegasi dan tamu undangan yang hadir.

Ia menjelaskan, makanan itu istimewa karena memiliki makna kebersamaan dan mempererat persaudaraan bagi orang Manggarai. Dahulu makanan itupun dijadikan sebagai pengganti nasi.

Tak Boleh Tertawa dan Nggobrol

Uniknya, kata dia, orang yang sedang menikmati makanan itu tidak diperbolehkan tertawa atau ngobrol.

"Jika tertawa, makanan itu akan berhamburan," jelas Rony.

Ia pun berharap keberadaan Rebok tidak dilupakan oleh masyarakat. Rebok pun harus menjadi makanan dari desa yang dibawa ke kota, bahkan ke mancanegara melalui event DEWG G20 ini.

Dalam pertemuan ketiga DEWG itu, hadir 20 delegasi negara-negara G20 terdiri atas 17 delegasi hadir fisik dan 3 delegasi menghadiri secara virtual. Hadir pula dua negara undangan serta tiga organisasi internasional, yakni International Telecommunication Union (ITU), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

Hadir juga perwakilan kampus Perguruan Tinggi nasional, yakni Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.

Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital itu akan fokus pada pembahasan utama tentang arus data lintas negara dan pemanfaataan data secara berkeadilan di tengah transformasi digital global atau Cross Border Data Free Flow and Data Free Flow With Trust.

Sebelumnya, pada pertemuan pertama dan kedua DEWG G20 telah membahas dua isu lainnya yaitu Connectivity and Post Covid-19 Recovery serta Digital Skill and Digital Literacy.

Foto: Ryiadhy Budhy Nugraha/ InfoPublik