Tim Jubir G20 Ajak Perempuan Indonesia Miliki Kemandirian Berpikir

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 14 Juli 2022 | 15:42 WIB - Redaktur: Untung S - 177


Jakarta, InfoPublik – Perempuan Indonesia diajak memiliki kemandirian dalam berpikir dan finansial untuk meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan bangsa, sebagai bagian dari pemulihan bersama dari COVID-19.

Hal itu dikatakan Tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda, dalam Forum Merdeka Barat 9: Perempuan Berdaya untuk Pulih Bersama di Jakarta pada Kamis (14/7/2022).

“Saya ingin mengajak teman-teman perempuan di luar sana untuk memiliki kemandirian, tapi bukan hanya kemandirian yang tipikal, maksudnya finansial, tapi kemandirian dalam berpikir juga,” ujarnya.

Acara itu turut dihadiri Tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia Maudy Ayunda dan Ketua Umum Panitia Nasional G20 MCWE 2022 Lenny N. Rosalin.

Maudy mengatakan, kemandirian berpikir dibutuhkan karena perempuan  Indonesia masih mengalami bias gender, walaupun lebih banyak secara implisit, karena berbagai faktor, terutama faktor budaya atau kultural.

Misal dari pengalamannya sewaktu akan menempuh sekolah tinggi ke luar negeri, muncul komentar yang mengatakan hal tersebut akan sia-sia jika nantinya akan menjadi ibu rumah tangga atau muncul pendapat yang beranggapan kalau perempuan tidak perlu berkontribusi sebesar itu dalam kehidupan mereka.

“(tanggapan) Itu bisa saja sebenarnya masuk alam bawah sadar dan dialami banyak perempuan di luar sana dan itu juga  sempat mempengaruhi mindset dan emotional stage saya,” tuturnya.

Menurut Maudy, kemandirian itu penting di dalam kebisingan nilai-nilai (value) mengenai peran perempuan yang banyak dilontarkan berbagai pihak di luar sana.

Ekspektasi-ekspektasi terhadap peran perempuan juga dinilai menjadi beban, yang bisa dikurangi dengan memulai berpikir untuk diri sendiri, mengenai apa sebenarnya yang diinginkan, seperti tujuan, impian-impiannya apa, dan apa saja yang sebenarnya ingin dicoba dan digali lebih dalam.

“Saya sih berharap dengan begitu, juga ada terobosan dari individu (perempuan), walaupun tetap ya ada banyak stakeholder (pemangku kepentingan) dan karena ini sistemik harus banyak support (dukungan) dari institutionalnya juga harus ada,” katanya.

Lebih lanjut Maudy mengatakan, kemandirian ini membutuhkan dua hal, pertama adalah sistem dukungan (support system) dari anggota keluarga karena memang perempuan biasanya menjadi memiliki peranan cukup besar dalam keluarga juga.

Sedangkan yang kedua adalah pendidikan, sebagai sumber utama dalam mendapatkan kemandirian dalam berpikir.

Sebab, kemandirian berpikir itu bukan sesuatu yang mungkin bisa kita diasah dengan begitu saja, melainkan diperoleh dengan banyak membaca dan berinteraksi dengan orang banyak untuk membuka diri terhadap berbagai perspektif.

“Saya rasa kita akan mendapatkan kekuatan lebih disitu untuk memberikan opini juga dan tidak terbawa alur alur-alur atau ekspektasi atau beban beban di luar sana yang mungkin akhirnya merugikan perempuan Jadi mungkin rasa ingin tahu dan dan keinginan untuk belajar terus itu akan sangat powerfull,” pungkasnya.

Foto: YouTube FMB9