:
Labuan Bajo, InfoPublik - Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 berlangsung dalam suasana yang tidak biasa. Didesain untuk mencari solusi permasalahan akibat pandemi COVID-19, dalam pelaksanaannya menjadi berat karena ketambahan beban akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.
Ketegangan yang ditimbulkan akibat konflik itu menyeruak dalam ruang-ruang pertemuan yang dilakukan G20. Sikap saling serang dan menyalahkan serta ancaman boikot atau walk out membayangi penyelenggaran berbagai agenda pertemuan kelompok kerja G20.
Tensi yang memanas itulah yang coba diturunkan dalam pertemuan Sherpa Meeting Kedua yang dilangsungkan di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 9 hingga 13 Juli 2022 sejak delegasi tiba.
Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, mengatakan pihaknya atas persetujuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mencari format yang tepat untuk pertemuan itu . Akhirnya dipilih format kasual dan pertemuan khusus para ketua delegasi di atas kapal.
"Kita ajak para peserta untuk tampil kasual dengan menggunakan kemeja batik dan mengagendakan pertemuan khusus para ketua Sherpa di atas kapal. Tujuannya agar suasana lebih rileks dan cair satu sama lain," ujar Edi, di Labuan Bajo, Senin (11/7/2022).
Hasilnya ternyata sesuai ekspektasi. Pertemuan berjalan kondusif. Tidak ada aksi walk out atau sikap menyerang bila suatu negara mengemukakan pandangan atau pendapatnya. Para delegasi mendengarkan dan menghormati satu sama lain. Sebanyak 19 negara G20 yang hadir fisik dan hanya 1 yang online berdiskusi dengan baik.
"Tidak ada yang walk out. Kalaupun keluar ruangan, itu pun lebih karena ke rest room," ungkapnya.
Suasana kondusif dalam dua hari pertemuan ditutup dengan Sherpa Talk yang dilakukan di atas Kapal Lako Sae Cruise sekitar dua jam.
Menariknya, di tengah-tengah pertemuan turun hujan. Sehingga para Sherpa yang telah diatur tempat duduknya masing-masing harus turun ke dalam ruangan yang lebih kecil dan tanpa pengaturan posisi tempat duduk secara formal.
"Nyatanya diskusi tetap dapat berlanjut. Dan suasana juga cair tanpa sekat. Salah satu delegasi mengatakan pengalaman (meeting) saat itu merupakan pembelajaran yang baik bahwa kita bisa berada satu (irama) untuk mencapai tujuan bersama," jelas Edi.
Forum G20 adalah forum yang dibangun atas konsensus bersama. Sehingga apa pun hasil yang dikeluarkan harus mendapat persetujuan dari seluruh anggota. Tanpa adanya suara bulat, sebuah konsensus tidak dapat dikeluarkan.
Timbulnya sikap saling menghormati dan kesediaan mendengarkan pendapat masing-masing pihak merupakan embrio yang baik bagi G20 menghasilkan kesepakatan atau konsensus yang dijadikan komunike bersama.
Apa yang telah disiapkan para Sherpa dalam working group masih akan dibawa ke pertemuan tingkat menteri dan juga kepala negara.
Suasana kondusif yang terjadi dalam pertemuan kali ini dapat memberikan harapan tercapainya kesepakatan yang dicapai dalam tingkat berikutnya. Sehingga aksi konkrit yang telah disusun dan mendapat persetujuan di level Sherpa dapat menjadi aksi konkrit yang dijalankan oleh G20 nantinya.
Atmosfer yang sejuk dan pertemuan yang berjalan baik dan kondusif di Labuan Bajo diharapkan berlanjut pada pertemuan level Ministrial Meeting di Bali pada akhir pekan ini hingga KTT G20 pada November mendatang. "Semoga kesejukan dan kedamaian di Labuan Bajo dapat berlanjut terus hingga di Bali," tutup Edi.
Sherpa ke-2 di Labuan Bajo itu diselenggarakan pada 10-13 Juli 2022, namun delegasi sudah tiba sejak 9 Juli 2022. Labuan Bajo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mempromosikan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata premium bagi turis mancanegara.
Pada pertemuan hari kedua Senin (11/7/2022), masih cukup padat dengan pelaksanaan sidang sesi kedua hingga keempat, yang meliputi pembahasan digitalisation updates dari Digital Economy Working Group (DEWG), Education WG, Employment WG, Trade, Investment, and Industry (TIIWG), dan Empower.
Pada hari ketiga Selasa (12/7/2022) seluruh delegasi, tamu undangan dan awak media diajak berkeliling ke sejumlah destinasi-destinasi menarik Labuan Bajo dalam tajuk site visit, salah satunya ke Pulau Komodo.
Pelaksanaan Sherpa Meeting kedua di Labuan Bajo diikuti seluruh negara anggota G20, dengan 19 anggota G20 hadir secara fisik dan 1 secara virtual. Turut hadir juga 6 negara undangan dan 9 organisasi internasional. (Raja/US/TR)
Penulis: Raja Suhud Victor H
Foto: Amiri Yandi/InfoPublik