:
Oleh Tri Antoro, Minggu, 10 Juli 2022 | 21:43 WIB - Redaktur: Untung S - 335
Labuan Bajo, InfoPublik - Semua delegasi negara anggota G20 mendukung sepenuhnya terbentuknya harmonisasi standar kesehatan global. Sehingga, dapat menjadi acuan dari standarisasi terhadap sertifikasi vaksin dan protokol kesehatan berskala internasional di masa mendatang.
Dengan begitu, akan terbentuk mekanisme implementasi protokol kesehatan dan sertifikasi vaksin yang berlaku sama di seluruh negara. Dengan begitu, akan efektif mencegah terjadinya potensi penyebaran wabah berikutnya.
"Sudah kami lakukan, semua mendukung point of mutual recognition dari sertifikat vaksin dan protokol di internasional level itu penting," kata Staf Khusus Menteri Kesehatan (Menkes) Bidang Tata Kelola Pemerintahan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ronaldus Mujur, saat memberikan keterangan pers usai mengikuti sidang pertama pertemuan kedua Sherpa atau 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Barat (NTT), Minggu (10/7/2022).
Menurut Ronaldus, adanya harmonisasi standar kesehatan global akan membuat arus mobilisasi antarwarga negara menjadi semakin mudah. Sehingga mempercepat proses pemulihan ekonomi global melalui mobilitas orang antarnegara.
"Kalaupun ada karantina pun mekanismenya di lapangan sama antarnegara manapun, karena protokolnya sama," tutur Ronaldus.
Implementasi dari harmonisasi standar kesehatan global akan menggunakan media aplikasi berbasis digital yang berlaku secara global. Antaraplikasi yang dimiliki oleh masing-masing negara akan terkoneksi melalui satu platform digital.
Oleh sebab itu, melalui aplikasi itu dapat memudahkan mobilitas masyarakat ketika mengunjungi suatu negara dalam rangka liburan maupun bekerja.
"Tinggal kita tap QR code, melalui satu platform yang sama," imbuh Ronaldus.
Ke depan, PeduliLindungi akan dipersiapkan sebagai aplikasi yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi data atau informasi dengan aplikasi-aplikasi milik negara lain, setelah disetujuinya protokol yang disepakati bersama oleh masing-masing negara anggota G20.
Dalam satu aplikasi, akan memuat berbagai informasi dari mulai data diri, tes kesehatan, sertifikasi vaksin, hingga status kesehatan dari pelaku perjalanan.
"Kalau di kita menggunakan aplikasi PeduliLindungi, nanti tidak perlu bawa kertas-kertas yang banyak," kata Ronaldus.
Proses harmonisasi tersebut, lanjut Ronaldus, tentunya akan berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian dalam negeri. Khususnya, dalam sektor pemulihan sektor pariwisata Indonesia dari dampak negatif wabah global COVID-19 dua tahun belakangan.
Melalui mekanisme tersebut dapat membantu dalam mengawasi setiap wisatawan mancanegara yang datang dari negara lain. Sehingga, dapat terpantau dengan ketat kondisi kesehatannya kala mengunjungi setiap destinasi pariwisata di tanah air.
"Pariwisata akan berdampak langsung ketika aplikasi digunakan dan sangat amat terbantu dari platform yang sama itu," imbuhnya.
Sebagai langkah lanjutan dalam mewujudkan harmonisasi standar kesehatan global tersebut, Indonesia akan menginisiasi G20 bilateral marathon secara virtual. Yang nantinya akan diikuti oleh seluruh tim IT dari negara-negara anggota G20.
Kegiatan itu, sekaligus sebagai penanda aplikasi-aplikasi yang dimiliki oleh negara anggota G20 yang mampu berinteraksi dalam standar kesehatan global di masa mendatang.
"Indonesia akan mendorong, seluruh negara G20 dapat terhubung," pungkas Ronaldus.
Foto: Amiriyandi InfoPublik