:
Oleh Tri Antoro, Minggu, 10 Juli 2022 | 11:45 WIB - Redaktur: Untung S - 197
Labuan Bajo, InfoPublik - Pertemuan kedua atau 2nd Sherpa Meeting G20 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-13 Juli 2022 diyakini akan memperkuat kerja sama multilateral bukan hanya antarnegara-negara anggota G20 tapi dunia.
Sehingga, negara-negara anggota G20 bisa mampu menjadi stimulus global menyelesaikan setiap tantangan yang tengah melanda berbagai sektor di dunia saat ini.
"Saya melihat pertemuan itu, menggambarkan antusiasme peserta G20 untuk memperkuat hubungan multilateralisme," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno L Marsudi, saat memberikan sambutan secara virtual pada pembukaan hari pertama pertemuan kedua Sherpa G20 pada Minggu (10/7/2022).
Menurut Retno, melalui pertemuan itu akan menumbuhkan rasa saling percaya antarnegara-negara anggota G20 dalam menghadapi tantangan global yang melanda dunia. Berlandaskan hal itu, juga akan mendorong setiap negara lain di dunia dalam memperkuat hubungan multilateral.
Hal itu, dipercaya akan menjadi cara ampuh dalam menghadapi setiap tantangan global yang tengah melanda dunia. Melalui kerja sama yang dibangun oleh setiap negara anggota G20, membuat negara-negara itu mampu berkolaborasi secara intensif menghadapi tantangan global.
Dengan mengatasi setiap tantangan global bersama-sama, tentunya dampak negatif dari tantangan tersebut dapat dikurangi secara masif, bahkan menjadi lebih ringan.
"Saya rasa semua setuju multiralisme tetap menjadi pilihan mengatasi tantangan global," ujar Retno.
Momentum pertemuan kedua Sherpa, lanjut Retno, sangat penting di tengah potensi krisis pangan dan energi global, karena diharapkan pertemuan itu menghasikan solusi bersama menghadapi dan mengatasi potensi krisis saat ini maupun di masa mendatang.
"Krisis itu bisa menjadi potensi munculnya bencana kemanusiaan, jadi kita perlu memperkuat kerja sama global yang lebih erat juga solusi komprehensif," lanjut Retno.
Berkaca dari pengalaman yang lalu, Retno menambahkan, kolaborasi melalui kerja sama multilateral telah terbukti mampu menghadapi permasalahan global yang melanda. Seperti yang terjadi pada saat menghadapi wabah global COVID-19, yang menghancurkan dunia dua tahun belakangan.
Melalui kolaborasi yang dijalin secara multilateral itu, mampu membuat dunia mengatasi wabah tersebut. "Melalui kolaborasi itu, bisa menjaga kita semua dengan bertahan dari dampak pandemi," imbuhnya.
Retno mengajak, anggota negara-negara G20 bekerja keras dalam menghadapi setiap tantangan global yang melanda dunia pada saat ini. Sehingga, perhelatan yang digelar selama satu tahun ke depan itu dapat membuat perubahan yang nyata dalam mengatasi tantangan global yang dihadapi.
"Kita harus bekerja keras dalam menghadapi tantangan global. Kita harus semakin adaptif dalam menghadapi tantangan," pungkasnya.
Foto: Amiri Yandi/InfoPublik