2nd Sherpa Meeting Labuan Bajo, Jadi Solusi Kesejahteraan Global

:


Oleh lsma, Minggu, 10 Juli 2022 | 11:03 WIB - Redaktur: Untung S - 163


Labuan Bajo, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan 2nd Sherpa Meeting yang saat ini berlangsung diharapkan bisa memberikan solusi untuk kesejahteraan global.

Airlangga menambahkan, G20 memiliki tanggung jawab untuk memikirkan orang lain dan menempatkan solusi di atas meja. Jutaan orang menderita akibat dampak konflik di Ukraina. Jutaan orang di seluruh dunia mendambakan untuk memenuhi kebutuhan dasar akan makanan, tempat tinggal, dan keamanan.

"Rasa kemanusiaan kita harus menjadi yang terdepan dan utama di Labuan Bajo. Tanggung jawab kita adalah memberikan solusi untuk mengangkat orang dari keluhan mereka, memberikan harapan untuk kehidupan yang lebih baik, untuk memastikan tidak ada orang, negara, atau wilayah yang tertinggal," kata Menko Airlangga dalam sambutannya pada 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (10/7/2022) secara virtual.

Menko Airlangga menuturkan, tantangan global semakin meningkat. Konsekuensi konflik memperburuk tantangan struktural seperti inflasi, ketahanan pangan, dan volatilitas pasar, dan pasokan energi. Terganggunya hal itu berdampak pada kehidupan dan peluang masyarakat di seluruh dunia.

Menurut Program Pangan Dunia PBB, lanjut Menko Airlangga, meroketnya harga pangan dapat menyebabkan 323 juta orang di seluruh dunia menjadi sangat rawan pangan atau berisiko tinggi.

"G20 dapat mengambil tindakan untuk melindungi yang paling rentan di dunia dengan mengatasi gangguan pada produksi pertanian, rantai pasokan, dan perdagangan," tegas Airlangga.

Airlangga memaparkan, harga energi dan volatilitas pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya juga menjadi agenda utama global.

Menurut International Energy Agency/IEA dunia mungkin menghadapi krisis energi global pertama. Kelompok produsen dan konsumen energi utama dapat bekerja sama untuk memastikan sistem energi yang lebih tangguh, karenanya dunia harus saling mendukung untuk mencapai transisi yang aman dan berkelanjutan.

"Inflasi, ketahanan pangan dan energi akan menghambat ekonomi global, membuat pencapaian sustainable development goals (SDG's) semakin sulit. Indonesia memperkirakan dibutuhkan USD4,3 triliun setiap tahun untuk mencapai tujuan kita. Sekali lagi, tanggung jawab kita sebagai forum ekonomi utama adalah untuk mencapai tujuan itu," ujar Airlangga.

Menurutnya, forum ekonomi utama itu harus menunjukkan kepemimpinan global dengan memberikan solusi untuk mengatasi tantangan langsung dan jangka panjang.

"Indonesia meminta dukungan Anda untuk menemukan konsensus tentang tindakan praktis dan nyata untuk menunjukkan bahwa G20 sebenarnya adalah forum ekonomi utama, termasuk dalam tiga prioritas Presidensi G20 yakni Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi Energi," kata Airlangga.

Meskipun konteksnya sulit, lanjut Airlangga, kelompok kami yang beragam mampu membuat kemajuan. Kepresidenan menghargai dukungan anggota untuk membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) untuk pencegahan dan manajemen kesiapsiagaan pandemi, yang diumumkan oleh Rapat Gugus Tugas Kesehatan dan Keuangan Gabungan bulan lalu.

Pertemuan Sherpa ke-2 di Labuan Bajo dilaksanakan back-to-back dengan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri G20 di Bali yang berlangsung 7-8 Juli 2022, dan pertemuan tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral G20 pada 13-14 Juli 2022 di Bali.

Sherpa ke-2 di Labuan Bajo itu diselenggarakan pada 9-13 Juli 2022. Labuan Bajo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mempromosikan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata premium bagi turis mancanegara.

Pada pertemuan Sherpa ke-2 hari pertama, hadir pula memberikan sambutan secara virtual Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. Sementara peserta hadir fisik 19 anggota G20, 6 negara undangan, dan 9 organisasi internasional. Satu anggota G20 hadir secara virtual yakni Amerika Serikat (AS).