Menlu G20 Harus Menindaklanjuti Kunjungan Presiden RI ke Rusia dan Ukraina

:


Oleh Eko Budiono, Minggu, 3 Juli 2022 | 07:17 WIB - Redaktur: Untung S - 788


Jakarta, InfoPublik - Para menteri luar negeri (Menlu) G20 yang akan bertemu di Bali, sudah semestinya menindaklanjuti hasil positif kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia.

Hal tersebut disampaikan  mantan Duta Besar  RI untuk Afrika Selatan, Sugeng Raharjo, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (2/7/2022). 

Menurut diplomat veteran itu, setidaknya ada empat poin positif dari kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina, dan Rusia, seusai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman.

"Pertama, didorong adanya ruang untuk berdialog serta mencari titik temu guna mencapai kesepakatan damai. Kedua, Ukraina dan Rusia sepakat membuka jalur ekspor gandung dari Ukraina dan komoditas biji-bijian serta pupuk dari Rusia," kata Sugeng.

Poin ketiga  terkait dengan kesepakatan negara-negara anggota Group of 7 (G7) untuk tidak mengenakan sanksi ekonomi atas komoditas biji-bijian serta pupuk Rusia, katanya.

"Keempat, G7 dan Rusia menyepakati gandum, komoditas biji-bijian, dan pupuk masuk kembali dalam rantai pasok pasar dunia," katanya.

Saat menghadiri KTT G7 di Elmau, Jerman, pada 27 Juni 2022, Presiden Jokowi menekankan komitmen dan upaya Indonesia untuk perubahan iklim dan transisi energi namun Indonesia membutuhkan investasi dalam jumlah besar disertai transfer teknologi.

Setelah menghadiri KTT yang dihadiri para pemimpin Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Kanada, Prancis, dan Italia, serta India itu, Presiden Jokowi melanjutkan lawatannya untuk misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia.

Presiden RI itu diterima Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv, pada 29 Juni, serta Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, pada 30 Juni.

Amanat Konstitusi

Seperti disampaikan Sekretariat Kabinet RI, kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia "merupakan wujud amanat konstitusi Indonesia untuk berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia".

"Isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Konstitusi Indonesia mengamanatkan agar Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia. Dalam konteks inilah, saya melakukan kunjungan ke Kyiv dan ke Moskow," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rusia.

Sebelumnya, seluruh menlu negara-negara anggota G20 dipastikan akan menghadiri forum Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 2022 yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 7-8 Juli.

Hal itu disampaikan oleh Menlu RI Retno Marsudi, melalui keterangan tertulisnya, di sela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab, Jumat (1/7/2022).

"Alhamdulillah hari ini kita dapat konfirmasi melalui saluran diplomatik bahwa semua menteri luar negeri anggota G20 akan hadir pada pertemuan itu," kata Menlu Retno. 

Menlu Retno mengatakan, pihaknya terus menjalin konsultasi dan komunikasi intensif dengan semua negara-negara anggota G20 di tengah situasi kompleks yang sedang dihadapi dunia.

G20 adalah forum kerja sama beranggotakan Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Untuk pertama kalinya, Indonesia memegang presidensi forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan ini dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.

Foto: ANTARA