:
Oleh G. Suranto, Rabu, 29 Juni 2022 | 17:28 WIB - Redaktur: Untung S - 384
Jakarta, InfoPublik – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril, selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20 dalam gelar wicara “Pendidikan Berkualitas dalam Menghadapi Masa Depan Dunia Kerja” yang dilakukan secara daring pada Kamis (23/6) lalu, mengatakan bahwa sebenarnya pembelajaran telah mengalami krisis sejak sebelum pandemi COVID-19 melanda dan diperburuk dengan adanya pandemi.
Namun, pandemi COVID-19 juga menghadirkan sejumlah peluang. Salah satu peluang tersebut, dikatakan Iwan, adalah bagaimana pandemi mengubah perilaku, terutama dalam mengadopsi teknologi. Iwan melanjutkan bahwa pada saat yang bersamaan, ada kelompok-kelompok yang tertinggal akibat kesenjangan teknologi dalam mengakses pendidikan.
“Kita melihat bahwa peran teknologi dalam pendidikan sangat penting, namun tidak menggantikan peran SDM. Sejak awal, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Kemendikbudristek untuk memanfaatkan peran teknologi dalam memecahkan masalah akses, kualitas, dan pemerataan pendidikan kita. Maka dari itu, forum G20 EdWG 2022 ini kami adakan agar negara-negara G20 bisa bergotong royong dalam menghadapi tantangan ini secara bersama,” tutur Iwan Syahril, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Rabu (29/6/2022).
Melalui gelar wicara bersama dengan Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara G20 Presidensi Indonesia, Iwan Syahril yang juga berdiskusi terkait solusi yang dihadirkan oleh Kemendikbudristek dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan, terutama pada masa pandemi.
Ketua EdWG G20 itu juga mengatakan, “Sebagai salah satu agenda prioritas dalam EdWG tahun ini, Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19 menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan. Diperlukan sistem pendidikan yang mampu mewujudkan SDM yang siap memasuki dunia kerja. Persiapan ini dilakukan dengan bagaimana kita melakukan pemulihan pembelajaran (learning recovery),” ujarnya.
“Sebelum pandemi, Indonesia sudah melakukan transformasi pembelajaran dengan mengubah Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional yang lebih berfokus pada kompetensi dasar, yakni literasi, numerasi, dan karakter. Selain itu, Kemendikbudristek juga sudah melakukan penyederhanaan kurikulum yang terbukti memberikan dampak pembelajaran yang lebih besar bagi para peserta didik,” tambah Iwan.
Dalam sesi ini, Iwan juga menekankan bahwa melalui terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kemendikbudristek berkomitmen untuk membuka peluang bagi pelajar Indonesia agar dapat terus berpartisipasi aktif dan kompetitif dalam mengenyam pendidikan tinggi. “Kami percaya, untuk meningkatkan soft skill yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, tidak bisa hanya didapat dari dalam kelas. Penting sekali untuk memaknai teori yang didapatkan langsung di lapangan,” ucap Iwan.
Sebagai salah satu tokoh publik yang memiliki gelar master bidang pendidikan, Maudy Ayunda mengatakan bahwa terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat mempersiapkan generasi selanjutnya untuk menunjukkan keterampilan mereka di lapangan kerja. “Oleh karena itu (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), semua individu dapat semakin menunjukkan kekuatan masing-masing. Kita masing-masing perlu punya ciri khas atau unique selling point. Karena dunia kerja kedepannya itu sudah bukan lagi uniformity (keseragaman), melainkan adanya berbagai keterampilan,” tambah Maudy.
Dalam forum EdWG G20 Indonesia, Kemendikbudristek mengusung empat isu prioritas, yaitu Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, dan Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19. Setelah melaksanakan agenda EdWG G20 yang ke-2 pada bulan Juni lalu di Bandung, para delegasi EdWG G20 berhasil menyatukan suara akan pentingnya transformasi berbasis gotong royong untuk pemulihan pendidikan.
Dalam agenda tersebut, terobosan-terobosan Merdeka Belajar telah diangkat dalam pertemuan EdWG sebagai contoh praktik baik yang menjadi tonggak gotong royong transformasi pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20.
Sumber Foto: dok. InfoPublik