Kemerdekaan dan Kemandirian Jadi Modal Masuk Dunia Kerja Pascapandemi

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 23 Juni 2022 | 15:01 WIB - Redaktur: Untung S - 185


Jakarta, InfoPublik – Pascapandemi COVID-19, situasi dunia kerja akan sangat berbeda dengan saat ini seiring dengan kemajuan teknologi digital, yang menyebabkan terjadinya perubahan ketrampilan yang dibutuhkan pekerjanya.

Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda, mengatakan kebutuhkan dalam dunia kerja pascapendemi, bukan lagi hanya keterampilan dan kemampuan yang sama (uniformity), melainkan kemampuan personal yang unik, yang diperoleh melalui kemerdekaan dan kemandirian untuk belajar.

foundation (pondasi)-nya itu ingin terus belajar, itu personally adalah satu hal yang yang saya sangat percaya dibutuhkan di setiap anak muda dan juga anak-anak Indonesia, bahwa kemerdekaan dan kemandirian itu sangat penting nantinya (di dunia kerja),” ujar Juru Bicara G20 itu dalam Forum Medan Merdeka Barat (FMB)9 bertema Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi di Jakarta pada Kamis (23/6/2022).

Forum diskusi itu dihadiri Narasumber Juru Bicara G20 Maudy Ayunda dan Ketua Kelompok Kerja Pendidikan atau Education Working Group (EWG) G20, Iwan Syahril.

Menurut Maudy, untuk menghadapi masa depan dunia kerja, generasi muda perlu mengembangkan kapabilitas pribadi agar bisa memiliki nilai jual (selling point) menarik yang tidak dimiliki orang lain.

Dalam hal itu, katanya, yang dibutuhkan adalah kustomisasi dan eksplorasi diri, termasuk dalam pendidikan diri sendiri.

“Makanya (dalam FMB9) di bahas soal memberikan manusia kemerdekaan untuk belajar, untuk memiliki kemauan, untuk bisa mencari resoursces-nya sendiri, untuk akhirnya bisa life long learning,” katanya.

Sedangkan secara pendidikan, Maudy menyinggung soal penilaian (assessment) sebagai kekuatan pendorong untuk menciptakan perubahan dalam sistem pendidikan.

Dalam hal itu asesmen mengenai opini terhadap suatu hal menurutnya bisa menjadi pendorong anak-anak untuk bisa berfikir secara mandiri agar bisa mencapai prestasi yang diinginkan.

“Guru-gurunyapun akan memiliki insentif atau akan termotivasi untuk mengajarkan anak-anak untuk berpikir dan memiliki opini misalnya gitu atau menganalisa data dan evaluasi dan sebagainya,” katanya,

Dampak dari asesmen menurutnya didasarkan pengalaman pribadi Maudy yang beberapa kali pindah sekolah yang memiliki sistem pendidikan berbeda dari yang ada di Tanah Air.

“Saya menyadari sekali, pada saat ujian atau bentuk (sistem Pendidikan) berubah-ubah saya juga ikut berubah. Dari orang tua, dari anak meningkatkan nilai bagus, dari gurunya, dan juga matriks, yaitu dari seberapa baik murid-murid perform dalam tes,” pungkasnya.

Foto: Kanal YouTube FMB9