Kemenkes Bersiap Gelar Pertemuan Pertama HMM G20 di Yogjakarta

:


Oleh Putri, Sabtu, 18 Juni 2022 | 06:56 WIB - Redaktur: Untung S - 6K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersiap menggelar pertemuan pertama Menteri Kesehatan Negara Anggota G20 (The 1st G20 Health Ministers Meeting/HMM) di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 20 Juni 2022 mendatang.

Pada side event Antimicrobial Resistance (AMR) Presidensi G20 Indonesia mengupayakan keberlanjutan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian AMR untuk mencapai Universal Health Coverage (UCH) dan tujuan The Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030.

Di samping kedua agenda utama tersebut, akan dilaksanakan Joint Finance and Health Ministers Meeting (JFHMM) pada 21 Juni 2022. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama antara Menteri Kesehatan dan Menteri Keuangan G20 serta WHO dan Bank Dunia.

Pertemuan tersebut akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai pembiayaan untuk Prevention, Preparedness, dan Respons (PPR) yang lebih memadai, lebih berkelanjutan dan terkoordinasi dengan lebih baik melalui pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF).

Juru Bicara G20 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pre-event The 1st G20 HMM pada Jumat (17/6/2022) mengatakan diharapakan pertemuan pertama itu tercapai satu kesepakatan terutama terkait pembentukan FIF menjadi badan permanen.

“Bukan adhoc dalam rangka kesiapan kita menghadapi pandemi ke depannya. Proposal itu harus dipatuhi sebagai prinsip utama dan menghindari duplikasi mekanisme yang telah ada, dan memastikan keanggotaan FIF ini bersifat inklusif, agile dan dapat beradaptasi terhadap berbagai perubahan,” tutur Nadia.

FIF merupakan satu mekanisme pembiayaan baru yang paling efisien, efektif serta inklusif untuk menghilangkan kesenjangan pembiayaan PPR yang mana setiap negara di dunia dapat mengakses pembiayaan tersebut.

Pembentukan FIF dirancang dan disusun oleh WHO dan Bank Dunia. Proposal akan terus dikembangakan dan diperbaharui berdasarkan usulan dan diskusi negara anggota G20 pada pertemuan the 1st JFHMM.

Nadia menggarisbawahi pentingnya pertemuan JFHMM sebagai bagian dari komitmen bersama dari negara G20 untuk memperkuat arsitektur kesehatan global melalui penggalangan dana untuk pembentukan FIF.

Saat ini, sejumlah negara telah menyampaikan komitmennya untuk kontribusi ke FIF, diantaranya AS (450 juta USD), Uni Eropa (450 juta USD), Jerman (50 juta EURO), Indonesia (50 juta USD), Singapura (10 juta USD) dan Wellcome Trust (10 juta Poundsterling).

“Jumlah itu diharapkan akan terus bertambah seiring dengan pertemuan JFHMM di Yogyakarta. Negara G20 akan mengumpulkan pendanaan untuk pembentukan FIF dan mendorong komitmen negara lainnya,” terang Nadia.

Foto: Kemenkes