:
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 12 Mei 2022 | 21:20 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 191
Jakarta, InfoPublik – Agenda pengendalian perubahan iklim akan diusung oleh Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022. Pemerintah Jerman pun akan melakukan hal yang sama dalam KTT G7 2022.
Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan, Indonesia dan Jerman saling memberikan dukungan mengenai isu penurunan emisi dalam dua forum multilateral informal tersebut serta forum resmi UNFCCC (konferensi rangka kerja PBB mengenai perubahan iklim).
“Indonesia mendukung G7 dan G20, sebagai wadah untuk menumbuhkan dan mengimplementasikan berbagai gagasan substantif sebagai bagian dari solusi pengendalian perubahan iklim,” ujar Menteri LHK dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik terkait kunjungan Sekretaris Negara dan Utusan Khusus untuk Urusan Iklim Jerman, Jennifer Lee Morgan di Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Pada pertemuan ini, kedua belah pihak berdialog mengenai upaya pengendalian perubahan iklim dalam forum Multilateral G7, G20 dan UNFCCC, rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), Perhutanan Sosial, antara Indonesia dan Jerman.
Menteri Siti mengucapkan selamat kepada Jerman atas terpilihnya negara tersebut sebagai Presidensi G7 untuk periode 2022 ini.
“Pada tanggal 1 Januari 2022, Jerman mengambil alih Presidensi G7 selama satu tahun yang sebelumnya dipegang oleh Britania Raya,” imbuhnya
Lebih lanjut Menteri Situ menjelaskan, Indonesia menyakini dan menghormati UNFCCC sebagai forum multilateral tentang pengendalian perubahan iklim yang diamanatkan secara global.
Dalam hal ini, Indonesia berpandangan bahwa setiap komitmen terkait perubahan ikli, harus didiskusikan dalam forum multilateral yang telah disepakati, yakni UNFCCC.
“Meskipun hasil-hasil G7 dan G20 sering dirujuk oleh forum, agenda ataupun organisasi internasional, kedua forum tersebut tetap merupakan forum informal yang hasilnya hanya berlaku bagi anggotanya dan tidak mewakili keseluruhan negara pihak dalam UNFCCC,” jelasnya..
Dia juga menegaskan Indonesia telah mengikuti pedoman sistematis internasional terkait perubahan iklim dengan memasukkan dokumen seperti LTS, NDC, road map Mitigasi dan Adaptasi, serta beberapa praktik yang dilakukan selama tujuh tahun dalam rangka mengembangkan rencana operasional untuk FoLU Net Sink.
Menurut Menteri Siti, FoLU Net Sink 2030 adalah agenda yang penting, karena memiliki kontribusi yang ditentukan nasional terkait Perjanjian Paris atau nationally determined contribution (NDC) terbesar yaitu sekitar 60 persen, yang diikuti transisi energi.
“KLHK sebagai focal point, juga bekerja sama dengan kementerian lainnya, termasuk ESDM (energi dan sumber daya mineral), akan mengikuti dan dan mendukung agenda di Energy Transition,” imbuhnya.
Inisiatif pihak Jerman dalam mengangkat agenda Energy Transition menurutnya didukung penuh Indonesia, yang diwujudkan dengan rencana dirinya beserta Menteri ESDM untuk berpatisipasi pada pertemuan G7 Climate, Energi and Environment Ministers pada 26 – 27 Mei 2022 mendatang di Berlin, Jerman.
Jerman Mengapresiasi Indonesia
Sementara itu, Jennifer menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas target Indonesia pada agenda FoLU Net Sink 2030.
Dia juga serta memberikan dukungan penuh atas isu-isu pengendalian iklim yang dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia.
“Pemerintah Jerman mengapresiasi atas berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim seperti RHL di kawasan gambut dan mangrove,” katanya.
Pihaknya juga mengapresiasi dan mendukung terkait pembentukan World Mangrove Center di Bali melalui kerja sama Indonesia-Jerman .
Terkait Perhutanan Sosial, Jennifer berharap pihaknya dapat belajar lebih lanjut tentang skema perhutanan sosial, peran masyarakat lokal dan masyarakat adat.
“Kami berharap dapat berdiskusi tentang hal tersebut antara lain untuk mendukung masyarakat lokal dan masyarakat adat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua dalam program perhutanan sosial,” tuturnya. (foto: Biro Humas KLHK).