:
Oleh G. Suranto, Selasa, 26 April 2022 | 20:36 WIB - Redaktur: Untung S - 177
Jakarta, InfoPublik – Menggagas program aksi pengumpulan dana kebudayaan global untuk pemulihan kegiatan budaya menjadi salah satu aksi bersama negara-negara dalam pertemuan internasional G20 bidang kebudayaan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Manager G20 Bidang Kebudayaan, Ananto Kusuma Seta, melalui daring, Selasa (26/4/2022).
Selain untuk pemulihan budaya, menurut dia, dana global tersebut juga akan menyasar para pelaku budaya yang terdampak Pandemi COVID-19, dan untuk menghidupkan budaya baru yang berkelanjutan.
"Kami ajak negara-dalam forum G20 pentingnya budaya dalam new normal baru. Sebab, selama ini banyak hanya menggunakan pendekatan ekonomi hingga pendekatan digital saja," terangnya.
Dalam pertemuan forum G20 sebelumnya, ujar Ananto, isu budaya belum mendapatkan perhatian. Namun pelaksanaan di Indonesia tahun ini, isu kebudayaan menjadi sangat penting.
"Kita perlu jaga budaya dan mempererat kerjasama kebudayaan, serta dukungan pekerja dalam kebudayaan," kata Ananto.
Lebih jauh Ananto mengungkapkan, pada masa transisi kehidupan normal, peran budaya sangat berpengaruh. Tak hanya berdampak pada ekonomi, lingkungan dan sosial saja.
"Budaya bukan hanya performance saja, karena budaya juga berkontribusi pada sektor ekonomi, sosial dan lingkungan," ungkapnya.
Ia menambahkan, rencananya dana global kebudayaan tersebut nantinya akan diusulkan dikelola oleh UNESCO kantor pusatnya di Paris, karena UNESCO kan bagian dari organisasi internasional yang punya tanggung jawab dalam kebudayaan. Ia berharap, dana tersebut bisa digunakan untuk kegiatan pertukaran seniman dan budaya.
"Kami juga ingin dana tersebut bisa menjawab pandemi dan memperkuat program karya seni lokal (tradisional)," ucapnya.
"Selain pemerintah, kami dorong swasta bisa berkontribusi menyumbang dana kebudayaan global," paparnya.
Sumber Foto: InfoPublik