:
Oleh G. Suranto, Kamis, 14 April 2022 | 13:51 WIB - Redaktur: Untung S - 218
Jakarta, InfoPublik - Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG). RIIG merupakan rangkaian side event dari perhelatan Presidensi G20 Indonesia 2022.
1st G20 RIIG yang digelar secara hybrid, Rabu (13/4/2022) tersebut berfokus pada tema pemanfaatan biodiversitas (keanekaragaman hayati) untuk mendukung green and blue economy.
“Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk mendukung penelitian dan inovasi biodiversitas di antara negara-negara anggota G20, serta negara-negara lain dan organisasi internasional, untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi global melalui pembangunan yang sadar lingkungan dan rendah karbon,” kata Plt. Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, selaku Chair RIIG, Agus Haryono, seperti dikutip dalam laman BRIN di Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Tema di sini, terang Agus, menyediakan platform bagi pemangku kepentingan di semua tingkatan, publik dan swasta, untuk berbagi ide dan peluang, menciptakan kemitraan inovatif baru dan bekerja sama untuk mengubah konsep green and blue economy menjadi tindakan nyata yang akan menghasilkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Seperti yang mungkin kita sadari, pentingnya melakukan respon atau tindakan kebijakan yang lebih sinkron dan terintegrasi antara anggota G20, serta dukungan dari negara lain dan organisasi internasional melalui berbagi inisiatif baru yang harus dilakukan ke depan, untuk mendukung green and blue economy,” ucapnya.
Senada dengan Agus, Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN sekaligus Co-Chair RIIG, Ocky Karna Radjasa, mengatakan, target yang diharapkan pada RIIG ini adalah mengembangkan skema penelitian bersama di antara anggota G20 tentang pemanfaatan biodiversitas dan isu-isu terkait, dan melakukan peningkatan kapasitas pemanfaatan biodiversitas.
“Kemitraan penelitian biodiversitas diharapkan sejalan dengan konvensi terkait biodiversitas, tujuan bersama konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan, perlunya kerangka kerja kolaborasi yang kuat dan tepat, dan mengusulkan stasiun penelitian kolaboratif,” terangnya.
Tema penelitian, sambung Ocky, dapat mengangkat terkait adopsi dan implementasi teknologi dan inovasi baru untuk green and blue economy, pembangunan berbasis alam dan pendekatan ekosistem, khususnya biodiversitas, konservasi dan pemanfaatan biodiversitas, pengembangan farmasi dengan biodiversitas asli, aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terhadap dampak biodiversitas, aspek sosial ekonomi pemanfaatannya, dan energi bersih dan terbarukan dari sumber bahan bakar non-fosil.
“Selain itu, diperlukan pula capacity building untuk meningkatkan kemampuan peneliti sehingga bisa mewujudkan adanya Research Station yang mengarah pada Research Framework Knowledge Sharing and Technology Transfer,” sambungnya.
Beberapa skema pendukung sebagai wujud komitmen BRIN dalam mewujudkan Research Station itu, antara lain dalam bentuk visiting scientist, postdoctoral, research assistant ship, Hari Layar, dan ekspedisi/eksplorasi.
The 2nd RIIG akan dilaksanakan pada Agustus 2022. The 2nd RIIG akan berfokus pada topik meningkatkan kolaborasi riset dan inovasi melalui sharing fasilitas, infrastruktur, dan pendanaan, serta membahas kerangka kerja sama sebagai Global Biodiversity Hub.
Sedangkan The 3rd RIIG rencananya akan diadakan pada Oktober 2022, untuk melanjutkan pembahasan dengan beberapa resolusi yang dapat dilakukan, sesuai kesepakatan pada 1st RIIG dan 2nd RIIG.
Hasil dari 1st RIIG dan 2nd RIIG akan dirumuskan sebagai key deliverables untuk G20 Ministerial Meeting on Research and Innovation, yang rencananya akan diselenggarakan pada Oktober 2022.
Sumber Foto: BRIN