G20 Empower Presidensi Indonesia Angkat Tiga Isu Kepemimpinan Perempuan di Sektor Swasta

:


Oleh Dian Thenniarti, Senin, 11 April 2022 | 17:23 WIB - Redaktur: Untung S - 242


Jakarta, InfoPublik - Terdapat tiga isu penting yang diangkat dalam G20 Empower Presidensi Indonesia dalam rangka memajukan kepemimpinan perempuan di perusahaan - perusahaan sektor swasta.

Adapun tiga isu penting yang diangkat dalam G20 Empower yakni pertama, akuntabilitas terhadap Key Performance Indicators (KPI) dari perusahaan untuk mendorong kepemimpinan dan penguatan posisi perusahaan di dunia kerja;

Kedua upaya pihak swasta dan pemerintah untuk terus mendorong dan mendukung peran perempuan dalam SME (Small Medium Enterprises) atau UMKM sebagai penggerak ekonomi; dan

Ketiga, membangun kesiapan perempuan di masa depan dalam ekonomi digital.

Demikian dikemukakan Chairwoman atau Ketua Group of Twenty (G20) Empower, Yessie D. Yosetya, dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya melalui YouTube, pada Senin (11/4/2022).

Menurut Yessie, isu penting pertama terkait akuntabilitas sektor swasta untuk pencapaian Key Performance Indicator (KPI) untuk meningkatkan peran perempuan. Ia menegaskan, hal itu sudah dimulai dalam Presidensi G20 Italia pada 2021.

"Ada beberapa program yang dilakukan sejalan dengan tema yang kita ajukan. Pertama, agenda pengukuran. Mengukur sampai dimana kemajuan kepemimpinan perempuan di setiap perusahaan. Misalkan proporsi kepemimpinan perempuan di perusahaan dan adanya tenaga kerja perempuan dalam masalah gaji," kata Yessie.

Menurut Yessie, sejumlah indikator pengukur KPI yang telah ditetapkan pada G20 Empower, yaitu pembagian peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja di semua level, persentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, dan total kesenjangan renumerasi upah/gaji (gender pay-gap).

Selain itu, persentase perempuan dalam jajaran Direksi perusahaan serta persentase perempuan terkait pekerjaan teknis (terutama dalam isu sains, teknologi, teknis, dan matematika serta male dominated industries).

Isu penting yang kedua adalah melihat kesetaraan gender dalam mendapatkan akses finansial, mendapatkan modal, dan memajukan UMKM yang menjadi poros perekonomian.

Terkait isu kedua ini, Yessie mengatakan bahwa hal tersebut sudah dimulai pada Presidensi G20 pada 2020 yang dipimpin Arab Saudi. "Presidensi G20 Indonesia akan memastikan kontribusi swasta terhadap perempuan di UMKM," katanya.

Sedangkan isu penting ketiga adalah memastikan adanya pelatihan-pelatihan, terutama pelatihan digital agar perempuan mampu menjadi pemimpin di masa depan. "Presidensi G20 Indonesia akan membangung kemapuan digital bagi perempuan," ucapnya.

Yessie menegaskan, dalam Presidensi Indonesia 2022 akan dimonitor sejauh mana kemajuan yang dapat diraih anggota G20 terkait ketiga tema penting tersebut.

Dengan penuhnya dukungan, baik dari dalam negeri, instansi pemerintah, engagement group, dan working group dari internasional, baik dari G20 member country maupun organisasi internasional, Yessie mengaku sangat optimis ketiga isu utama yang diajukan bisa memajukan G20 di masa mendatang, dan memastikan kepemimpinan perempuan di perusahaan - perusahaan bisa ditingkatkan lebih baik lagi.

"Kalau kita bersama-sama, dan disetiap negara tahu bahwa saling diawasi karena sudah ada KPI-nya, dan sudah ada dashboardnya yang akan memperlihatkan perkembangan target, harapannya kebijakan-kebijakan dari perusahaan diperbaiki dan kegiatannya dimonitor sehingga kita bisa menciptakan kepemimpinan perempuan yang lebih setara dimasa depan," imbuhnya.

Sebagai informasi, G20 adalah kelompok yang terdiri 20 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Indonesia meneruskan estafet keketuaan atau presidensi G20 dari Italia dan untuk pertama kalinya akan memegang Presidensi G20 pada 2022.

Foto: YouTube FMB9