:
Oleh Taofiq Rauf, Jumat, 8 April 2022 | 11:01 WIB - Redaktur: Untung S - 559
Jakarta, InfoPublik - Kepala Organisasi Rriset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari, mengatakan Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi momen penting mendorong kerja sama internasional membangun sistem pangan berkelanjutan.
“Tujuan pembangunan sistem pangan berkelanjutan adalah untuk mewujudkan dunia tanpa kelaparan,” katanya, Kamis (8/4/2022) malam di Jakarta.
Dikatakan dia, ketahanan pangan global secara berkelanjutan harus diwujudkan. Yang harus dilakukan adalah menjalin kerja sama antar negara. Kerja sama tersebut harus dipastikan agar perdagangan dan distribusi pangan dapat berjalan dengan baik dalam menghadapi krisis.
“Kuncinya memang harus menjalin kerja sama antarnegara dan memastikan perdangan dan distribusi lancar,” ungkapnya.
Ada tiga hal dikatakannya yang perlu dilakukan negara-negara G20 untuk memperkuat sistem pangan global. Yaitu, pertama melakukan pemulihan sistem pangan. Tujuannya, menjamin produksi pangan tinggi, rantai pasok kembali normal dan sistem perdagangan pangan terjadi tanpa hambatan sesuai aturan WTO.
Kedua, menciptakan iklim investasi berkelanjutan dengan meningkatkan peran aktif sektor swasta melalui kemitraan public private partnership. Kemitraan tersebut harus saling menguntungkan di sektor pangan dan pertanian.
“Tidak kalah penting adalah yang ketiga, meningkatkan transfer teknologi dan capacity building kepada negara-negara yang membutuhkan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing sektor pertanian dan pangannya,” ucapnya.
Untuk menciptakan ketahanan pangan, BRIN berkomitmen meningkatkan kapasitas riset-invensi-inovasinya dalam bidang pertanian dan pangan. Sehingga terjadi peningkatan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk pangan di pasar global.
“Antisipasi perubahan iklim global juga terus dilakukan melalui pendekatan high-tech untuk adaptasi dan mitgasi perubahan iklim baik on-farm maupun off-farm,” ujarnya.
Dicontohkan dia, varietas unggulan tanaman pangan dan hortikultura dengan produktivitas tinggi yang mempunyai ketahanan multiple terhadap cekaman abiotik dan biotik sangat diperlukan.
Sama halnya dengan peternak sapi dan kambing perah yang adaptif dengan iklim tropis, akan dikembangkan melalui persilangan dengan sumber daya genetik sapi dan kambing lokal Indonesia.
“Proses persilangan dipandu dengan penggunaan markamolekuler untuk karakter-karakter unggul sehingga proses seleksi turunannya dapat dilakukan secara presisi,” katanya.
Dukungan teknologi terhadap perakitan variatas unggul dari tanaman pangan, hortikultura dan perkebuan maupun ternak, teknologi dan proses pangan, teknologi tepat guna untuk menuju Indonesia 4.0 dan agroindustri terus dipacu. Dengan demikian keunggulan komparatif sumber daya genetik pertanian dan multidisiplin menjadi modal yang penting negeri ini dalam mendukung ketahanan pangan dan nutrisi kedepan.
“Berdasarkan kelebihan tersebut, Indonesia sebagai anggota G20 sudah seharusnya berkontribusi dalam mendukung dalam berbagi pangan di level global dengan tetap bersinergi dengan legislasi nasional dalam akses sumber daya genetik,” pungkasnya.
Ilustrasi: Foto udara pekerja mengoperasikan alat panen padi saat panen di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (8/3/2022). Menurut petani, hasil panen kali ini berkurang akibat serangan hama burung. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/tom.