:
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 31 Maret 2022 | 10:48 WIB - Redaktur: Untung S - 143
Lombok Barat, InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berhasil merampungkan pertemuan perdana Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 1st Meeting Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Indonesia 2022 yang digelar selama dua hari, yakni pada 29-30 Maret 2022 di Hotel Aruna Senggigi, Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Sekjen Kominfo) sekaligus Chair DEWG G20, Mira Tayyiba, menyatakan dalam pertemuan tersebut, pembahasan isu konektivitas (connectivity) dan kecakapan literasi digital (digital literacy) berjalan mulus, hanya satu isu yaitu arus data lintas batas negara (cross border data flow dan data free flow with trust) yang berjalan dinamis.
“Kalau isu konektivitas dan kecakapan literasi digital itu bisa dikatakan dalam tanda kutip relatif aman lah begitu, karena semuanya memang memiliki kebutuhan dan pendekatan yang kurang lebih sama,” ujar Sekjen Kominfo di Lombok Barat pada Rabu (30/3/2022).
Lebih lanjut, Sekjen Kominfo menjelaskan pembahasannya arus data lintas batas negara berjalan dinamis karena menyangkut kepentingan setiap negara anggota G20 yang berbeda.
Walaupun demikian, isu arus data lintas negara dinilai penting untuk diselesaikan karena jumlah data yang beredar setiap saat sangat besar, yang mencapai 230 eksabit pada 2020 dan diproyekni melonjak tiga kali pipat menjadi 780 eksabit pada 2026.
“Satu eksabit itu kurang lebih 10 pangkat 18, itu sangat banyak data yang berputar di global. Bagaimana cara kita mengelola data tersebut dapat dimanfaatkan secara produktif, nah itu yang perlu kesepakatan di antara negara (G20),” jelasnya.
Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Irfan Ardhani berpendapat, isu arus data lintas negara merupakan isu yang paling banyak memancing perdebatan antara negara-negara anggota G20.
Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 dinilai mengambil langkah berani dengan mengusung isu berbeda dibanding presidensi-presidensi sebelumnya, yang hanya menggemakan ide sebelumnya di global knowledge partner.
“Kita punya ide sendiri untuk mendefinisikan prinsip yang penting. Dalam isu cross border data flow dan data free flow with trust ada empat prinsip, yakni lawfulness, fairness, transparency dan resiprocity,” imbuhnya,
Dengan dinamisnya pembahasan itu, lanjutnya, Indonesia akan lebih banyak melakukan kegiatan negosiasi dan diplomasi dalam pertemuan DEWG G20 selanjutnya.
Namun dia optimistis Indonesi akan bisa menggolkan isu tersebut karena mendapat dukungan penuh dari Menkominfo, Johnny G Plate.
“Jadi Pak Menkominfo berapa kali menyampaikan bahwa isu ini (arus data lintas negara) berat untuk kita usung tapi beliau full support. kemarin pas opening speech di mention yang paling terakhir dan hari ini kita melihat bahwa memang dinamis,” tandasnya.
Foto: Amiriyandi/InfoPublik